Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

BOLA NASIONAL

BOLA INGGRIS

POPULER

SOROTAN

SEA GAMES

400 Petenis Tampil di Kejurnas Tenis TDP Junior

Minggu, 29 Juni 2025

Solo-Dari Sukoharjo merambah ke Solo, itulah perhelatan tenis kembali meramaikan Jawa Tengah. Setelah turnamen internasional bulan lalu di Sukoharjo, kini  Kejuaraan Nasional TDP Junior bertajuk Detec K3n7o3n9 Open bergulir di kota penyangga kawasan Solo Raya itu, 29 Juni hingga 4 Juli 2025.

"Lebih dari 400 petenis junior dari berbagai kota di Indonesia mengikuti ajang ini," ujar pengelola Detec, Anshari Nursida selaku Direktur Turnamen.

Berbeda dengan ajang antar bangsa yang hanya menggelar kompetisi untuk satu kelompok usia (KU), Kejurnas ini menyajikan pertarungan bagi lima KU. Mulai KU 10 Red Ball, 12, 14, 16 dan 18 tahun, nomor tunggal dan ganda, baik putra maupun putri.

Karenanya pertandingan pun tersebar dalam tiga lokasi, yakni lapangan tenis Stadion Gelora Merdeka dan Kridasena di Alun-Alun serta lapangan K7G di Bendosari. 

"Totalnya 10 hard court tersedia, enam di Stadion Gelora Merdeka, dua di Alun-alun Kridasena, dan dua lagi di Bendosari milik Akademi K7G," imbuh Anshari.

Meski berpindah-pindah venue, ajang yang telah konsisten berlangsung lebih dari satu dasa warsa ini tidaklah kehilangan pesona di mata petenis junior seantero Nusantara. Petenis junior terbaik di Tanah Air pun telah siap memanaskan persaingan pada turnamen yang pernah terselenggara di Jakarta, Yogyakarta dan Surakarta ini. 

Ket foto:Quora Princy yang bercokol di peringkat nasional nomor satu (PNP 1) KU 14.

Salah satu diantaranya adalah Quora Princy yang bercokol di peringkat nasional nomor satu (PNP 1) KU 14. Gadis asal Banjarmasin (Kalimantan Selatan) ini pun menjadi unggulan teratas tunggal putri di kelompok usianya itu. Sementara M. Azka Azam Al Arsyad (PNP 3) menjadi unggulan pertama tunggal putra KU 16.

Ket foto: M. Azka Azam Al Arsyad (PNP 3) menjadi unggulan pertama tunggal putra KU 16.
"Semoga laga antar petenis junior terbaik Indonesia dalam turnamen Detec K3nt03n9 Open 2025 ini bisa menjadi hiburan menarik bagi penggemar tenis di Sukoharjo dan kawasan Solo Raya," jelasnya lagi. (Jordan)

Janice Tjen Raih Dua Gelar Sekaligus, Tunggal dan Ganda Putri

Minggu, 22 Juni 2025


Luar biasa ditorehkan petenis Andalan Indonesia   Janice Then. Dengan gagah perkasa, ia menyikat gelar tunggal ITF W50 di Taizhou, China, Minggu, 22 Juni 2025. Di final, unggulan ketiga itu menang atas wakil tuan rumah, Yidi Yang 7-5, 6-3.

Sehari sebelumnya, Janice juga membungkus gelar ganda turnamen seri ITF World Tennis Tour bersama kompatriotnya, Priska Madelyn Nugroho.

"Minggu yang menyenangkan. Sungguh di luar ekspetasi, bisa back to back gelar singles dan doubles di China," tutur Janice tentang gelar ITF W50, level tertingginya saat ini.

Raihan itu bakal melambungkan peringkat petenis 23 tahun itu ke kisaran 210 dunia per Senin (23/6). Aman untuk tembus kualifikasi major event, US Open 2025. Sejauh ini, peraih gelar Player of the Month ITF untuk Mei ini telah mengoleksi lima gelar tunggal dan tiga gelar ganda. Terbanyak musim ini.

Pekan depan, Janice bakal menuntaskan Asian Tournya di ajang ITF W35 Taipei. Setelahnya, dia bakal melanglang di Eropa.

"Ditunggu ya, saya ingin secepatnya tembus WTA Tour," itulah tekad dan janji  Janice Tjen. ( Jordan)

PBSI Kian Terpuruk

Kamis, 12 Juni 2025


Jakarta-Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia atau PBSI kembali menuai sorotan. Bulutangkis Indonesia diambang kehancuran, bukan hanya dari segi prestasi dari organisasi juga hubungan antar lembaga. Terjadi disharmonisasi. Hal ini terbukti banyak para pelatih hengkang dari Pelatnas Cipayung, sebut misalnya hengkangnya coach Hery IP ke Malaysia dan Rexy Mainaki serta sederet pelatih hebat lainnya. 

Demikia juga juga dari segi prestasi bertindak sebagai tuan rumah Indonesia gagal total di Kapal Api Indonesia Open 2025. Olahraga tepuk bulu yang digawangi Fadil Imran dkk harus menerima kenyataan kembali tanpa gelar juara.

Harapan satu-satunya dari sektor ganda putra melalui Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani kalah di babak final dari Kim Won Ho/Seo Seung Jae asal Korea Selatan dengan rubber game yaitu 21-18, 19-21 dan 12-21.

Tak hanya Sabar/Reza yang gagal, 
para pemain unggulan seperti Jonatan Christie, Putri Kusuma Wardani, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari hingga Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang diharapkan mampu meraih gelar juara juga  sudah tersingkir sebelum babak final.

Hal ini tentunya  membuat  PBSI menjadi sorotan dan mendapat kritik keras dari berbagai elemen  maupun the power of netizen.

"Hasil minor  ini menambah daftar panjang kegagalan tim bulutangkis Indonesia diberbagai even bergengsi sejak bulan Januari lalu. Siapa yang harus bertanggungjawab," ujar Iwan Setiawan salah seorang badminton Lovers melalui via WhatsApp 

Dia merasa kecewa  karena sejak 6 bulan awal ditahun ini, tim bulutangkis Indonesia baru berhasil meraih dua gelar juara. Itupun dari turnamen kategori super 300 BWF. 

Dua gelar juara tersebut diraih oleh Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti dari sektor ganda putri di turnamen Thailand Masters 2025 serta melalui Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathanael Pasaribu dari sektor ganda campuran pada ajang Taipei Open 2025.

Sebelumnya di ajang Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2025, yang berlangsung di Ningbo, Tiongkok, 8-13 April, Indonesia juga tidak meraih satu pun gelar juara dari berbagai nomor yang diikuti.

Pencapaian terbaik adalah menembus babak semifinal dari ganda campuran Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu dan ganda putra Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana.

Indonesia juga  tanpa gelar di All England 2025. Hal ini setelah ganda putra Leo Rolly Carnando / Bagas Maulana kalah melawan pasangan Korea Selatan Kim Won Ho / Seo Seung Jae di final, pada Senin dinihari WIB, 17 Maret 2025.

Saat ini di kepengurusan PBSI pimpinan  Fadil Imran banyak para legenda  bulutangkis Indonesia yang bergabung. Sebut saja, Taufik Hidayat, Ricky Subagja, Eng Hian, Yuni Kartika dan lain-lain. Tapi ironisnya, keberadaan mereka tidak membuat pamor bulutangkis Indonesia terangkat melainkan justru menurun.


Badminton Lovers lainnya Yuli juga mengaku kecewa Indonesia gagal di Indonesia Open 2025. " Memang kecewa sih karena  kita sebagai tuan rumah, banyak pemain  berguguran hingga di babak semi final hanya tersisa pasangan Ganda Putra. Yang menyedihkan sih Tunggal Putra ya, hanya bertahan sampai di babak kedua. 

Regenerasi pemain muda terlambat. Alwi kenapa baru dimunculkan sekarang, padahal dia juara dunia junior 2023. Alwi terlalu lama disimpan. Chiko yang diharapkan menjadi pelapis Jojo dan Ginting, rasanya gagal deh.  

Begitu juga di tunggal Putri, Ester sudah tidak terdengar lagi akibat cidera, padahal dia dan Komang harusnya sudah bisa menjadi pelapis Gregoria dan Putri. Apakah nasib Ester akan sama dengan Christian yang meredup akibat penanganan cidera yang tidak jelas.

Ganda Putri juga belum ada yang terlihat menonjol selepas Apri/Fadia yang prestasinya menurun dan akhirnya berpisah akibat Apri yang selalu didera cidera. Pasangan Anna/Tiwi performanya belum stabil. 

Tak berbeda kondisinya di Ganda campuran yang masih belum ada yang bisa diandalkan dan stabil, meskipun sudah dilakukan bongkar pasang pasangan. Bahkan Rinov/Pitha dan Dejan/Fadia kandas di babak pertama. Disusul Rehan/Gloria yang juga kandas di babak penyisihan. 

Hanya Ganda Putra yang masih menjadi andalan, meskipun pasangan Sabar/Reza, pasangan non pelatnas yang mencapai final belum bisa mempersembahkan gelar juara.

Harapannya, pemain-pemain muda yang diharapkan menjadi pelapis, seperti Alwi, Adnan/Indah, Sarah/Agnia, komang bisa diberi lebih banyak turnamen, mendampingi senior nya.

Selain itu masalah regenerasi pada PBSI dinilai masih belum cukup, terutama dari sektor tunggal putra dan tunggal putri. Bahkan bisa dibilang, negara seperti India dan Chinese Taipei mulai menunjukkan regenerasi yang cukup baik dan dinilai memiliki performa yang cukup menjanjikan untuk beberapa turnamen, terutama di tahun ini.

"Dengan buruknya prestasi tahun ini menandakan bahwasanya kepengurusan sebelumnya bisa dikata lebih baik dengan sederet prestasi yang di torehkan atlet-atletnya. Saat ini yang diperlukan adalah proses peningkatan prestasi dari para atlet yang ada & regenerasi yang sudah ada di pelatnas," paparnya. (Jordan)

Hasil Detec ITF J30 Modal Dasar Buat Seleknas SEA Games 2025

Sabtu, 07 Juni 2025


Sukoharjo-Luar biasa, itulah yang ditorehkan petenis putra Indonesia menyapu bersih gelaran Detec International Junior Championship. Bertanding di Gelora Merdeka, Soekoharjo, Jawa Tengah, Sabtu, 7 Juni 2025, tiga aktor utama pada final pekan kedua ini adalah binaan Kentoeng Tennis Academy; Akmal Junaini dan Michal Ihsan Wicaksana/Raphael Rio Suryana.

Bagi dua nama yang disebutkan pertama, raihan ini pun menjadi bekal berharga mereka jelang Seleksi Nasional SEA Games, di Lapangan Tennis Centre Court Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta 11-15 Juni 2025. Bersaing dengan 14 pemain senior lainnya, Akmal dan Michal bakal memperebutkan tiket menuju Thailand.

“Targetku bisa menampilkan permainan yang terbaik saja. Seleknas besok akan jadi pengalaman yang sangat berharga. Akan seru berlatih bersama atlet senior-senior terbaik Indonesia,” papar Akmal, pemilik empat gelar junior.

Senada, Michal pun enggan berharap terlalu banyak pada gelaran lima hari di Jakarta. Pasalnya, hanya tersedia lima tempat untuk bertanding di kelompok beregu. Bermain tanpa beban, belia 18 tahun ini akan menikmati prosesnya.

      Sapu Bersih 

Pada final tunggal, Akmal meraih titel tunggal ITF perdananya dengan membalaskan kekalahan dari Michal di pekan pertama. Tidak tanggung-tanggung, unggulan keempat ini menundukkan unggulan ketiga, straight set, 6-4, 6-4.

“Di gelaran minggu kedua ini mungkin pemain-pemain sudah mulai kelelahan. Beberapa tidak se-fit di seri pertama. Siapa yang lebih kuat, dia yang bisa memenangkan seri kedua,” papar belia 18 tahun terkait kunci kemenangannya.

Gelar ini memberikannya 30 poin peringkat internasional. Pada pekan depan, pengidola Dominic Thiem bakal melonjak ke rangking 750-an junior dunia serta mempertahankan posisinya sebagai terbaik keempat putra Indonesia.

“Setelah turnamen ini, aku akan kembali bertanding di tiga turnamen selevel (J30 ITF) di Jakarta. Aku mau mendapatkan poin peringkat internasional. Semoga bisa semaksimal mungkin di tahun terakhir juniorku,” pungkas Akmal.

Sementara itu, Michal enggan terlarut dalam kekalahan di final tunggal. Ia lipur laranya dengan merengkuh gelar ganda ITF keempatnya. Berpasangan dengan Raphael Rio Suryana, unggulan teratas ini mengatasi kompatriotnya, duet non-unggulan, Giftbrain Rizqzain Fadhrezy/Rangga Wisnu Kresna Rafansyah, 6-2, 7-6 (4).

Gelar ini pun mengulang capaian duo Sukoharjo, di ITF J30 Binh Duong, Vietnam, pada April lalu—gelar ITF perdana bagi Raphael, belia 15 tahun.

Sayangnya, duo Soekoharjo di sektor putri mesti mengakui keunggulan unggulan teratas pada final. Lailatul Fajria/Callista Rosiana menyerahkan titel kepada duet gado-gado Filipina/Taiwan, Jana Jelena Nicole Diaz/Ron Tzeng. Meski unggul terlebih dahulu, unggulan keempat ini kalah melewati tie break, 2-6, 6-2, 9-11.

Pada tunggal putri, Shinar Zahra Shukayna Heriyadi Sunggoro menyerahkan trofi pada wakil Tiongkok, Siyun Xiao, 4-6, 4-6. Kekalahan unggulan pertama tunggal putri ini memastikan nir gelar sektor putri pada pekan kedua ajang DETEC.

Meskipun demikian, hasil ini menyukseskan penyelenggaraan keempat turnamen resmi internasional oleh Deddy Prasetyo Tennis Club (Detec). Pada kesempatan ini, Detec bekerja sama dengan K3N7OEN9 Tennis Academy (K7G). Kerja sama kedua klub ini akan berlanjut dengan gelaran Turnamen Nasional di akhir Juni. (Jordan)

BOLA JERMAN

FIGUR

TINJU

RAKET

BASKET