LAGI-lagi petenis belia Tami Grende menyelamatkan muka pertenisan Indonesia. Usai menjuarai Seri I turnamen ITF Jubilee School 14 U Asian Champs. Di Seri II kembali melaju. Namun ia harus berjuang sendirian. Sebab petenis putri lainnya sudah rontok.
Tami Grende, lolos ke babak perempat final putaran kedua turnamen ITF Jubilee School 14 U Asian Champs di Pusat Tenis Kemayoran, Jakarta, Kamis (31/3), dengan mengalahkan petenis India Devanshi Bhimjiyani 6-0, 6-4 dalam waktu 1 jam 30 menit.
Hingga kini sampai seri II dimainkan, Grende belum kehilangan satu pun. Hebatnya lagi beberapa lawanya hanya diberi angka nol. Baik set pertama maupun set kedua. Boleh dibilang penampilan petenis ini sangat prima. Tanpa celah, ia jarang sekali melakukan double fault dan unforced error.
Bila dicermati teknik yang dimainkan Grende dan didukung oleh postur tubuh di atas lawan-lawanya. Dan stamina yang Spartan. Diyakini Grende tanpa kesulitan akan meraup gelar kembali di seri II ini. Prestasi ini sangat jarang dimiliki petenis junior Indonesia.
Ya, Tami bukan tipe petenis yang cepat puas diri. Selagi punya kesempatan ia pasti akan menyudahi lawan-lawanya secepat mungkin. Usai pertandingan Grende masih sempat untuk mengulas pertandingan tadi dengan sang ayah Oliver Grende. Metode ini sangat jarang dilakukan petenis Indonesia. Kedekatan emosional antara anak dan sang ayah sangat kental, baik di luar maupun di dalam tenis. Inilah kelebihan mereka.
Di babak selanjutnya Grende akan ditantang oleh Huang En-Pei (Taiwan). Menurut Grende peluang menang melawan petenis Taiwan itu, sangat besar. “Ayah sudah memberikan masukan kepada saya. Mudah-mudahan pola yang sama akan saya terapkan. Saya akan menekan dia,” kata Grende. Jordan