Sulistyo, pengurus klub Madiun Putra FC menceritakan, rencana penyuapan itu terjadi pada Desember dan Januari ini. Para pengurus klub dan pengcab yang mendukung KLB dikumpulkan pengurus PSSI yang bernama Cholid Goromah. Di Jawa Timur, Cholid juga menjabat sebagai Ketua Pengcab PSSI Surabaya. Menurutnya, jumlah suap yang akan diterima sebanyak Rp 10 juta setiap klub.
“Kami tidak tahu, apakah dia bohong atau tidak. Yang pasti, kami dikumpulkan, lalu diminta mencabut dukungan untuk KLB dengan iming-iming Rp 10 juta setiap klub,” kata Sulistyo. Namun, hingga saat ini, pihaknya belum menerima iming-iming uang tersebut. Alasannya, mereka masih menginginkan adanya KLB untuk menggantikan Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin. “Jatim tidak bisa dipecah belah. Sekadar ingat saja, memilih ketua pengprov PSSI saja butuh waktu cukup panjang, apalagi soal KLB,” terangnya.
Melihat kenyataan seperti ini, pihaknya berharap kepada seluruh anggota sah PSSI yang mendukung KLB agar tidak mencabut dukungannya hanya karena uang Rp 10 juta. Dia menambahkan, dukungan terhadap KLB merupakan tanggungjawab yang harus dipertahankan. Sehingga, seandainya sampai mencabut suara, itu sama halnya sebagai bentuk pengkhianatan.
“Jangan sampai ada uang yang beredar dari PSSI untuk menyuap suara. Itu harus dilawan. Kami minta pengprov PSSI se Indonesia, kalau ada kejadian seperti yang kami alami terima saja uangnya, tapi jangan cabut dukungan KLB,” ujar Sulistyo. “Tolong, kalau ada pengurus PSSI yang ngasih duit, dilaporkan polisi karena kasus penyuapan,” imbuhnya.
Nur Ali Muhsin, pengurus klub Persikapro Probolinggo menyatakan, terkait kebijakan PSSI yang memecat La Nyalla Mattalitti dari anggota Exco PSSI dan ketua Pengprov Jatim dinilai arogan. Pihaknya tidak akan menerima siapapun petugas pelaksana harian yang ditunjuk PSSI, entah itu Bob Hippy atau yang lain.
Sebelumnya, PSSI memang memecat La Nyalla kemudian menunjuk Bob Hippy sebagai gantinya. Namun, pada rapat PSSI di Crowne Plaza, Jakarta, Selasa, 10 Januari 2012,malam lalu, diputuskan untuk meminta Pengurus Pengprov Jatim mencari sosok lain pengganti La Nyalla. Mereka diberi waktu satu minggu sejak keputusan itu keluar. “Jika tidak ada calon yang dikirim ke PSSI, kami baru akan mencari sosok lain untuk memimpin Pengprov PSSI Jatim dan Jabar,” ungkap Djohar Arifin Husin. Jordan