Menurut Umar emas yang diraihnya dipersembahkan bagi putranya yang kini sedang sakit di Jakarta. “Emas SEA Games kali ini, saya persembahkan untuk putra saya yang sedang sakit di Jakarta. Juga seluruh masyarakat Indonesia. Terima kasih atas dukungan serta doanya,” kata Umar usai pertandingan.
Ada pun perjalanan Umar meraih emas adalah mendapat bye di babak pertama. Di babak kedua ia mengalahkan karateka Thailand, Suthichai Takhieo untuk kemudian di final menang atas Govindasamy.
“Govindasamy salah satu karateka terbaik. Namun, pada pertandingan ini saya tampil habis-habisan. Jika perlu mati di lapangan demi Merah-Putih,” tandas Umar dengan berapi-api.
Untuk sementara cabang karate berhasil meraih 1 emas, 2 perak dan 2 perunggu. Dua perak dipersembahkan Yulianti Syafrudin di kata individual putri dan Wiwi Pertiwi dari kumite perorangan putri 68 kg. Dua perunggu diraih kata perorangan putra dan putri.
Sementara itu TIM Karate Indonesia melayangkan protes kepada Dewan Hakim SEA Games XXVII Myanmar pada pertandingan hari pertama, Jumat (13/12), di Wunna Theikdi Sport Complex.
Protes berawal, karena tim putra Indonesia di nomor kata beregu dinyatakan kalah dari Malaysia 0-5. “Kami nilai tim Malaysia melakukan kesalahan. Namun, Dewan Hakim membiarkannya. Indonesia malah dinyatakan kalah. Padahal gerakan anak-anak sempurna,” kata Manajer Tim Karate Indonesia Djafar Djantang.
Menurut Djafar ada dua hal yang menjadi substansi masalah. Pertama hasil penilaian subyektif. Kedua, masalah ini menjadi pembelajaran bagi Dewan Hakim untuk tidak melakukannya lagi pada pertandingan berikutnya. (Jordan)