
MASIH kisruhnya masalah sepakbola di tanah air. Terutama menyangkut soal penyalonan diri menjadi jadi ketua umum PSSI. Ditambah lahirnya beberapa lembaga yang menyatakan diri sebagai pihak yang sah dan resmi. Serta semakin melebarnya permasalahan yang ada.
Untuk mengatasi masalah itu Indonesia Football Watch (IFW) akan menggelar sarasehan yang bertajuk “Menuju Kongres PSSI yang Berbudaya: Mencari Solusi Bukan yang lain” di Wisma Antara, 16 Maret mendatang.
“IFW ingin tampil memecahkan permasalah sepak bola. Kita tahu PSSI lahir sebagai alat perjuangan, Sekarang harusnya PSSI jadi pemersatu bangsa. Oleh karena itu, IFW ingin mengembalikan PSSI ke tujuan awal,” ujar Ketua IFW, Sumaryoto, di Kantor Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Kamis (10/3).
Dalam sarehan tersebut, IFW akan mengundang para pemangku kepentingan atau stakeholders PSSI dan persepakbolaan nasional, seperti Menegpora Andi Mallarangeng, Pengurus PSSI termasuk Ketua Umum PSSI Nurdin Halid, KONI, KPPN, FPSP, tokoh sepak bola nasional, dan masyarakat pecinta sepak bola Indonesia.
“Mudah-mudahan Ketua Umum Nurdin Halid dan Menpora Andi Mallarangeng datang. Diharapkan dari saresahan ini dapat melahirkan solisi yang berupa memorandum of understanding (MoU) yang kemudian ditandaklanjuti dengan langkah-langkah bersama menuju Kongres PSSI yang berbudaya,” imbuh Sumaryoto.
Sebelum penyelenggaraan saresahan, IFW, kata Sumaryoto, akan mengirimkan utusan ke FIFA untuk mencari solusi atas perbedaan paham antara PSSI dengan Dubes RI di Swiss, Djoko Susilo, dan Ketua KONI, Rita Subowo terkait hasil pertemuan dengan Presiden FIFA, Joseph Sepp Blatter.
“Satu dua hari ini, kami akan mengirimkan Mitra Alamsyah, Yudhi SP, dan kemungkinan Max Sopacua ke FIFA. Kami ingin menyampaikan kepada mereka secara tertulis. Selain itu, hasil dari sarasehan nanti juga akan dikirimkan ke FIFA,” jelas Sumaryoto
Sementara itu Max Sopacua menyatakan bahwa keberangkatannya ke Swiss untuk menepis anggapan dari pernyataan Dubes Djoko Santoso. Terkait pencoretan empat nama yang bakal mencalonkan diri menjadi Ketum PSSI.
Sementara PSSI berisi keras bahwa Djoko berbohong soal penolakan Nurdin Halid oleh FIFA untuk tidak mencalonkan diri lagi. FIFA merujuk dari aturannya, bahwa seorang mantan narapidana tidak boleh meminpin badan tertinggi sepak bola seperti PSSI.
“Saya kenal betul Pak Djoko.
Saya yakin seorang diplomat tak mungkin bohong soal hasil dari pertemuan dengan Ketua FIFA. Apalagi posisi Dubes adalah wakil pemerintah di negara luar. Jadi saya yakin Pak Dubes pasti tak macam-macam dengan pernyataannya,” kata Max kepada wartawan. Jok