ASOSIASI Tinju Indonesia (ATI) tak mau hanya jadi papan nama. Badan tinju pro yang berdiri pada tahun 1999 itu bertekad mencetak juara dunia. Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum ATI Pusat Manahan Situmorang SH saat melantik kepengurusan ATI periode 2011-2016 di Jakarta, Selasa, (5/7).
Manahan yang juga pendiri ATI itu lebih jauh mengaku miris melihat kondisi tinju pro di Indonesia yang semakin memprihatinkan. ”Indonesia ini memiliki tiga badan tinju pro yakni Komisi Tinju Indonesia (KTI), ATI dan Komisi Tinju Pro Indonesia (KTPI). Namun ironisnya kita hanya memiliki dua juara dunia yaitu Chris John dan Muhammad Rahman. Ini menjadi tantangan bagi ATI,”kata Manahan.
ATI sendiri, lanjut Manahan, dinilai oleh WBC (salah satu badan tinju pro internasional) sebagai badan tinju pro terbaik di Indonesia. ”Dan saya optimis ke depan ATI akan jauh lebih baik karena yang duduk dalam kepengurusan ATI sekarang ini adalah orang-orang berpengalaman di dunia tinju,”tambahnya. Dalam kepengurusan ATI periode 2011-2016 ini memang dihuni oleh mereka yang sudah banyak makan asam garam tinju seperti Kid Francis.
Mengenai tekad ATI mencetak juara dunia, Manahan kembali menegaskan bahwa semuanya itu sangat tergantung pada kesungguhan dan kekompakan para pengurus ATI itu sendiri.
Sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas tinju pro di Indonesia, ATI akan menggandeng dua stasiun televisi yakni TVRI dan Trans 7. Dengan Trans 7 sedang dilakukan penjajakan dan ATI pernah 9 bulan menggelar pertandingan tinju pro di stasiun televisi milik Chairul Tanjung itu.
Terobosan lain yang akan dilakukan ATI seperti dikatakan Manahan adalah menghidupkan sasana-sanana tinju pro di daerah-daerah. Sasana tinju itu adalah ujung tombak pembinaan dan sampai kapan pun tidak akan lahir calon juara dunia kalau kita tidak memberikan perhatian khusus kepada sasana. Kalau sasana tinju semakin banyak otomatis akan berpengaruh pada meningkatnya jumlah frekuensi pertandinngan tinju baik di level daerah maupun nasional. Jordan