Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Striker Masa Depan SUFC

Jumat, 12 Agustus 2011

Share this history on :

SAAT ini Semarang United Football Club (SUFC) lebih banyak diisi skuad muda. Begitu pula dengan tiga pemain anyar yang lolos seleksi, beberapa waktu lalu. Kukuh Pramuyudha salah satunya. Jebolan PSIS yunior ini siap menjadi striker andalan SUFC.

Namanya memang masih asing di persepakbolaan profesional. Akan tetapi tidak demikian di sepak bola amatir atau usia pembinaan. Pemain kelahiran Semarang, 1 Februari 1993 ini telah dua tahun malang-melintang di Liga Remaja U-18 Piala Suratin hingga ketingkat nasional.

Musim lalu, Kukuh mengantarkan PSIS Yunior menduduki peringkat runner-up Piala Suratin. Skuad arahan Arlin Mirhan ini gagal mempersembahkan yang terbaik setelah kalah dramatis 0-1 dari tuan rumah Villa 2000 dalam laga final yang berlangsung di Jakarta, Februari lalu.

Kini, pemain yang tingal di Jalan Patriot Selatan No 42 B, Semarang Utara akan meninggalkan sepak bola amatir yang telah membesarkan namanya. Kukuh ingin melangkahkan kakinya ke dunia sepak bola yang telah diidam-idamkan sejak lama. Yakni bermain di sepak bola profesional Indonesia.

Penggemar tempe ini mengawalinya dengan mengikuti seleksi SUFC bersama beberapa pemain lokal Semarang lainnya. Berkat peningkatannya yang cukup pesat, Kukuh berhasil masuk dalam tujuh dari 20 pemain yang dipertahankan dalam pencoretan tahap pertama.

Curahkan Hidup Tantangan kiat berat ketika tim pelatih SUFC yang dikepalai Edy Paryono berencana hanya mempertahankan tiga dari tujuh pemain seleksi yang tersisa. Kukuh yang tetap kukuh pada pendiriannya untuk bisa menjadi punggawa tim berjuluk Blue Devils mencoba menunjukkan kemampuan terbaik.

Hasilnya, dia menjadi satu dari tiga pemain yang masih bertahan hingga saat ini. Selain Kukuh, dua nama lain adalah Kurnanda Fajar Saktiaji, dan Muhammad Arifin. Ketiganya terus dipantau tim pelatih hingga menjelang kompetisi. Bila tidak halangan, mereka akan segera diikat kontrak.

"Saya tidak ingin cepat puas dengan apa yang sudah diraih saat ini. Jalan menuju sepak bola profesional masih panjang. Karena itu kemampuan harus terus ditingkatkan. Tidak kalah penting adalah belajar dari para senior-senior di SUFC," papar putra dari pasangan Sukamto dan Rini Setyani ini.

Kali ini, Kukuh memang benar-benar ingin mencurahkan hidupnya pada sepak bola. Jebolan klub lokal Kota Semarang Biprada ini rela meninggalkan dunia akademik demi sepak bola. Setelah lulus dari SMA YSKI I Semarang, dia memilih tidak melanjutkan dengan kuliah, tapi berkarir di dunia sepak bola.

"Saya harus berpikir dua kali bila ingin melanjutkan kuliah. Banyak pertimbangan yang memengaruhinya. Saya rasa, menjadi pemain profesional adalah jalan terbaik," tegasnya. SMC/Tulus
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...