Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Sikap Aneh PSSI

Rabu, 28 September 2011

Share this history on :

INKONSISTENSI luar biasa PSSI terkait rencana kompetisi, bukan hanya memancing tanya khalayak. Lebih parah lagi, kini sekan tidak ada lagi yang dapat dipercaya dari mereka. Berbagai masukan, kritikan dari pihak luar pun seakan tidak mereka hiraukan. Ibarat pepatah anjing menggonggong klafilah berlalu.

Pengamat sepak bola Mahfudin Nigara mengungkapkan, sangat aneh kompetisi di suatu negara yang direncanakan digulirkan kurang dari dua pekan lalu, namun belum diketahui pesertanya. Alih-alih jadwal dan tetek bengek lainnya, yang lebih aneh lagi, klub yang mengikuti kompetisi didasarkan sistem pendaftaran bukan mengacu kepada prestasi musim sebelumnya.

"Keanehan seperti ini tidak pernah terjadi di negara manapun di dunia ini," ujarnya dalam diskusi sepak bola di Jakarta hanya berselang kurang dua jam sebelum Ketua Komite Kompetisi Sihar Sitorus mengumumkan peserta kompetisi.

Selain tidak masuk akal, hal ini juga cukup tragis. Apalagi bila kembali membuka file lama, masyarakat akan mengetahui Indonesia merupakan negera Asia yang kali pertama menggulirkan kompetisi sepak bola. Bahkan negara-negara yang kini layak disebut sebagai macan Asia semisal Jepang, China, Arab Saudi, dan negara lainnya bahkan belajar memahami kompetisi yang baik dari Indonesia.

Sistem pendaftaran dinilainya sangat lucu. Apalagi bila dirinya membayangkan beberapa klub yang sebelumnya dinyatakan mempunyai nilai tinggi dalam proses verifikasi PSSI seperti Persis Solo dan PSIS Semarang kini malah dinyatakan tidak lolos.

''Memang benar di zaman Nurdin Halid dimana saya termasuk di dalamnya ada banyak masalah, namun jangan terus segala sesuatunya dirombak total seperti ini, akhirnya banyak masalah yang timbul sebagaimana sekarang ini,'' ujar anggota Komite Eksekutif PSSI ini.

Sementara Jamal Azis menyatakan, pengurus PSSI sekarang kini tidak ubahnya boneka cantik dari India. Bila boneka yang dapat menari itu, menari dengan benar, dalam hal ini melakukan segala sesuatunya dengan tepat, tentu akan sangat menghibur. Sebaliknya bila menari tidak benar tentu menimbulkan masalah.

"Dahulu mereka menggusur Nurdin Halid agar sepak bola Indonesia menjadi profesional. Dari kepengurusan yang baru ini, coba tunjukkan sisi mana yang menunjukkan profesional. Ini malah semakin mundur," kata anggota Komisi X DPR ini.

Mengenai perumpamaan 'boneka cantik' ini juga diungkapkan Irawadi Hanafi. Mantan Bendahara PSSI era Agum Gumelar itu mengungkapkan, persolan utama di PSSI adalah masalah kepemimpinan. Dia sangat meyakini sejatinya banyak pengurus yang memahami betul persolan sepak bola, namun mereka tidak banyak berbuat banyak akibat kendali dari luar yang disebutnya berasal dari pengusaha Arifin Panigoro.

"Kok ada klub yang ikut kompetisi berasal dari pesanan sponsor, lalu ikon sepak bola, ini aneh. Lama-lama untuk mengikuti Piala Dunia PSSI akan mendaftar, tidak melalui kualifikasi," sindir Irawadi. Smc/Azalia
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...