
Perak diraih tim Jepang juga dengan sekali menang dan dua kali kalah. Namun Jepang unggul selisih menang dan kalahnya lebih baik ketimbang tim Indonesia dan Taiwan, maka tim Jepang berhak menempati posisi kedua atau runner-up. Posisi juru kunci ditempati Taiwan yang juga sekali menang, dua kali kalah. Namun selisih menang dan kalahnya masih kalah bagus dibandingkan dengan tim Indonesia dan Jepang.
Tim Indonesia diperkuat oleh tiga mantan petenis nasional, yakni Edy Kusdaryanto, Prima Simpatiaji, dan Hendri Susilo Pramono. Selain ketiganya juga terdapat Ferly Montolalu dan Prihatin yang juga mantan petenis. Tim Indonesia ini disiapkan untuk menghadapi pertandingan cabang soft tenis pada SEA Games XXVI di Jakarta dan Sumatera Selatan, 11-22 November mendatang.
“Perlu ada penyesuaian untuk dapat tampil dengan baik pada soft tenis. Bola soft tenis enteng dan kalau dipukul larinya lamban. Selain itu arah bola sulit ditebak tidak seperti bola tenis. Karena itulah perlu penyesuaian agak lama agar kita dapar bermain dengan baik,” ujar Prima Simpatiaji. Hal senada juga dikatakan Edy Kusdaryanto, pemain nasional era akhir 1980 hingga pertengahan 1990-an. Menurut Edy dirinya memang dituntut lebih fokus bermain di soft tenis. Soft tenis memang dituntut lebih konsentrasi. “Apalagi kalau angin lagi kencang seperti saat ini. Bola seperti melayang-layang dan tiba-tiba menukik turun. Jadi kita harus berhitung dengan saksama melangkah mengambil bola,” kata Edy. Jordan