Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Karpet Merah Bagi Tamu Kehormatan

Rabu, 22 Februari 2012

Share this history on :

KOMITE Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) menyatakan akan menyiapkan ‘karpet merah’ untuk delegasi FIFA dan AFC bila bersedia datang dalam Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar 18 Maret depan. Demikian disampaikan Sekjen KPSI Hinca Pandjaitan, di Kantor KPSI, Senayan Jakarta, Selasa (21/02).

“Kami sudah mengkonfirmasi FIFA dan AFC untuk KLB nanti. Namun, jika FIFA maupun AFC tidak dapat hadir, kami (KPSI) tidak akan ambil pusing. Tapi, jika mereka dapat hadir kami akan gelar karpet merah untuk sambut kedatangan mereka”, ujarnya. Disinggung soal barengnya jadwal pelaksanaan KLB dengan Kongres Tahunan PSSI, Hanca menegaskan bahwa dimajukanya pelaksanaan KLB adalah kemauan dari para voter.

Ditempat yang sama, Ketua KPSI Toni Apriliani, juga menegaskan alasan kuat KPSI untuk lakukan KLB ialah statuta, Pasal 31. Dan dukungan dari 2/3 juga yang membuat KLB Maret nanti akan digelar. Toni juga menjelaskan bahwa anggota Kongres Solo masih akan tetap menjadi anggota KLB nanti. Terbentuknya Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding (Komding), juga jadi salah satu syarat untuk melakukan KLB. Toni menyampaikan, jika masih ada 2 Pengprov yang belum lolos verifikasi karena belum lengkap datanya dari 77 Pengprov yang ada.

Ahmad Riyadh Mundur dari Komban PSSSI

Sementara itu ditengah konflik di tubuh PSSI jelang Kongres Tahunan, 18 Maret 2012. Wakil ketua Komisi Banding PSSI Ahmad Riyadh menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya karena merasa terbelenggu alias tidak bisa mengkritik kebijakan-kebijakan PSSI. “Terhitung hari ini, saya mengundurkan diri dari jabatan sebagai Wakil Ketua Komisi Disiplin PSSI,” kata Ahmad Riyadh di kantor Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI), Selasa (21/2).

Meski mengeluarkan pernyataan di kantor KPSI, Riyadh menegaskan dirinya juga tidak bergabung dengan organisasi tandingan PSSI itu. Setelah ini, ia menyatakan bakal vakum terlebih dahulu dari dunia sepakbola Indonesia dan baru mau masuk lagi jika kondisi sudah kondusif yang ditandai dengan hanya ada satu organisasi PSSI.

Sikapnya tersebut juga dipicu oleh tidak kondusifnya suasana sepakbola nasional saat ini. Kongres Tahunan yang digadang-gadang menjadi forum rekonsiliasi tidak bakal terwujud karena kebijakan PSSI saat ini justru makin jauh dari kata damai. “Saya berharap kongres tahunan menjadi ajang rekonsiliasi, tapi yang terjadi sekarang wacana itu makin jauh dari kenyataan,” imbuhnya.

Permintaan mengenai rekonsiliasi di kongres tahunan merupakan instruksi yang diberikan oleh FIFA dalam surat terakhirnya, Desember lalu. Hal itu dikuatkan lagi dengan saran dari Ketua KONI Tono Suratman yang berharap Kongres Tahunan PSSI hanya diikuti para peserta Kongres KLB Solo.

Kenyataannya, PSSI menetapkan peserta Kongres Tahunan termasuk klub-klub Indonesian Premier League, bukannya Indonesia Super League. Ini bukanlah langkah yang diinginkan Riyadh sehingga ia ingin mengkritik PSSI dan tidak etis jika ia masih berada dalam sistem itu. “Saya tidak bisa bersikap sesuai keinginan saya jika masih ada di dalam sistem PSSI sehingga saya keluar,” imbuh Riyadh.

Surat pengunduran diri ini, baru diserahkan ke PSSI, Selasa sore. Meskipun demikian, ia tidak akan menunggu jawaban dari siapapun, termasuk Ketua Umum Djohar Arifin Husin, karena yang mengangkatnya sebagai wakil komisi banding adalah anggota exco seperti La Nyalla Mattalitti, Toni Apriliani, Robertho Rouw dan Erwin Budiawan yang kini duduk di KPSI. Jordan

Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...