Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Kemenpora Gelar Diskusi Industri Sepakbola

Sabtu, 06 Februari 2016

Share this history on :
KEMENPORA diwakili Biro Humas dan Hukum Kemenpora menggelar dialog dan diskusi sepakbola bersama insan media, Jumat (05/2) sore di Media Center Kemenpora Senayan, Jakarta. Dalam diskusi yang menghadirkan beberapa narasumber seperti Pengamat Sepakbola Anton Sanjoyo, Pimpinan Redaksi CNN Indonesia Yusuf Arifin dan Kepala Subbagian Perjanjian Hukum Yusuf Suparman dari Kemenpora ini mengangkat tema memaksimalkan potensi sepakbola Indonesia menuju era sepakbola industri.

Acara dipandu oleh Kepala Biro Humas dan Hukum Kemenpora Amar Ahmad didampingi Kepala Bagian Humas Agus Prayitno membuka dialog dan diskusi sepakbola bersama insan media, Jumat (05/2) sore di Media Center Kemenpora Senayan, Jakarta. Dalam diskusi yang menghadirkan beberapa narasumber seperti Pengamat Sepakbola Anton Sanjoyo, Pimpinan Redaksi CNN Indonesia Yusuf Arifin dan Kepala Subbagian Perjanjian Hukum Yusuf Suparman dari Kemenpora ini mengangkat tema memaksimalkan potensi sepakbola Indonesia menuju era sepakbola industri.

Pengamat Sepakbola yang juga Ketua Komite Liga Kompas Gramedia U-14 Anton Sajoyo menyatakan era industri sepakbola Indonesia telah dimulai sejak adanya liga profesional Galatama 1979. Saat itu sempat mengalami masa yang baik saat timnas Indonesia meraih medali emas pada SEA Games 1991 di Manila, Filipina. "Meski dalam perkembangannya Galatama mengalami kemunduran dan bubar akibat munculnya permasalahan seperti kurang siapnya praktisi sepakbola memasuki era profesional yang melibatkan kalangan bisnis, ekonomi dan industri," kata Anton dalam sambutannya.

Anton menilai jika stakeholder dan pemerintah serius ingin membenahi persepakbolaan nasional untuk memahami sejarah sepakbola Indonesia dan memperbaiki dasar dari sepakbola. "Dalam membenahi sepakbola harus difahami sejarah, sepakbola Indonesia dari dasar atau basicly saja sudah rusak misalnya pencurian umur di liga anak-anak, ini yang menjadi tugas Kementerian terkait dan PSSI pun tidak pernah digarap tidak pernah peduli selama ini yang menangani para swasta semua," ujarnya.

Lebih lanjut wartawan Harian Kompas itu menyatakan, sebelum sepakbola Indonesia melangkah ke industrialisasi maka fondasinya harus dibenahi hingga benar dan kompetisi dijalankan. "Pak Menpora, apapun yang anda buat kami akan dukung sepanjang itu untuk membenahi persepakbolaan, fondasinya harus diperbaiki terlebih dahulu," tambahnya.

Kesempatan sama Pimred CNN Indonesia Yusuf Arifin menilai industrialisasi sepakbola diibaratkan sama dengan industrialisasi air minum, industrialisasi meubel, makanan dan lainnya. "Persoalan utama dalam hal industrialisasi sepakbola adalah bagaimana negara bersikap dalam mengatur persoalan yang muncul untuk diselesaikan," kata Yusup.

Yusuf mencontohkan ketika Liga Primer di Inggris akan mengambil pemain sepakbola maka yang pertama kali bekerja adalah Departemen Luar Negerinya. "Deplu nya Inggris akan menilai para pemain itu layak tidaknya masuk ke Inggris dan lainnya, artinya pemerintah mempunyai hak luas, di Indonesia bukan hanya haknya Kemenpora tetapi ada Kementerian Luar Negeri, Kemenkumham dan semuanya terlibat dalam menyediakan landasan sepakbola tetapi hingga saat ini belum terjadi dengan baik," ujarnya.

Sementara itu menuju sepakbola industri dilihat melalui perspektif hukumnya Kepala Subbagian Perjanjian Hukum Yusuf Suparman menyampaikan kehadiran negara dalam keolahragaan harus dipastikan terpenuhinya tujuan dari penyelenggaraan keolahragaan sesuai UU SKN No.3/2005. "Maka seluruh pemangku kepentingan olahraga dapat berjalan pada aturan sehingga sportivitas, kesejahteraan, martabat dan harkat melalui prestasi, kekuatan moral dan etik dan semua prinsip olahraga negara memastikan harus hadir," katanya. Jordan


Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...