Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Tuan Rumah PON Jabar Masih Banyak Persoalan

Sabtu, 17 September 2016

Share this history on :
PEMBUKAAN Pekan Olahraga Nasional 2016 Jawa Barat dalam hitungan jam akan resmi dimulai. Namun beragam persoalan masih menyelimuti persiapan tuan rumah. Ini artinya tuan rumah sejujurnya tidak siap menggelar pesta olahraga terbesar di tanah air.

Dimulai dari persoalan teknis cabor hingga non teknis. Seperti terpantau detikSport, di area media center yang digunakan untuk makan dan istirahat media mengalami kebocoran saat hujan lebat, kemudian urusan tanda pengenal (ID card) untuk media yang belum sepenuhnya rampung.

"Saya dari jam 10.00 pagi di media center untuk mengurus ID card teman-teman wartawan dari Jakarta tetapi baru kelar pukul 10.40 malam," kata Dominicus Alvin, salah satu Humas KONI DKI.

"Padahal ada 10 komputer yang digunakan untuk mengurus ID tetapi yang dioperasian hanya dua. Sementara yang mengurus ID itu banyak, printer cetak cuma tersedia satu," cetus dia lagi.

Sedangkan untuk persoalan teknis cabor terlihat pada saat inspeksi mendadak venue dayung di Karawang. Ada permasalahan di pendaftaran dan perahu yang tak datang tepat waktu.

Lalu di cabor berkuda, 9 Pengprov protes terkait aturan yang tak adil terkait pemberian dua wildcard untuk Jawa Barat. Sementara itu, di cabor Gantole, Technical Handbook sampai hari ini belum selesai sehingga pertandingan tak bisa diselesaikan.

Gubernur Jawa Barat sekaligus Ketua Umum PB PON XIX/Jabar, Ahmad Heryawan, mengakui jika masih ada beberapa masalah non teknis, terkait persiapan pembangunan dan lainnya. Namun, ia mengatakan jika persoalan ini adalah hal yang masih wajar dan pihaknya telah berusaha untuk memaksimalkan persiapan yang ada.

"Ini tentu hal manusiawi untuk me-manage perhelatan yang besar karena memang tak mudah. Tapi hambatan sudah kami lampaui Insya Allah Jabar siap melaksanakan PON 2016," kata Aher, sapaan akrab Ahmad Heryawan, dalam welcome dinner yang dilakukan di Trans Studio Hotel, Jumat (16/9/2016).

Sementara itu, Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, mengatakan meski PON cukup terhambat namun Kemenpora tetap mengapresiasi atas persiapan yang Jabar lakukan.

"Tiga bulan lalu kami sudah menengarai itu adalah bentuk kehatian-hatian PON Jabar. Saking hati-hatinya banyak venue yang telat dan venue bulutangkis yang ada di Cirebon," kata Gatot.

"Saya juga dengar soal technical handbook belum selesai, bahkan ada yang salah penyebutan nama Marzuki Alie di PTMSI. Sementara Marzuki kan tidak ada cerita lagi. Tapi hal sepert itu harusnya dihindari. Tapi di sisi lain sebenarnya dia (PB PON) sudah maksimal," ujar dia lagi.

"Kami juga anggap wajar apalagi melihat bantuan yang kami berikan hanya Rp 100 miliar. Padahal waktu itu Bapak Aher mintanya Rp 700 miliar dan terbukti yang dikeluarkan (keseluruhan) sebesar Rp 2 triliun."

"Poinnya kami tahu dirilah masa kasih Rp 100 miliar tapi nuntut banyak. Kami tahu diri apa yang dilakukan PB PON sudah maksimal. Kami wajar dan PON kami yakini akan sukses. PON tahun ini juga jadi pelajaran untuk PON berikutnya," tandasnya. Raf
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...