Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Tono:Pembatalan PON Remaja Harus Dikaji Ulang

Kamis, 20 Oktober 2016

Share this history on :
KETUA Umum KONI Pusat berharap agar Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja tetap berlangsung sesuai jadwal. Pasalnya, event itu bisa menghasilan atlet potensial untuk level senior. Seperti diketahui, lewat surat yang dikirimkan Kemenpora kepada Gubernur Jawa Tengah pada 14 Oktober lalu, Kemenpora menyebut alasan untuk meniadakan PON Remaja karena penyelenggaraan bersamaan dengan POPNAS (Pekan Olahraga Pelajar Nasional) XIV di Jawa Tengah. Pada awalnya, PON Remaja II dijadwalkan dilaksanakan pada Juni 2017 sementara POPNAS XIV pada September 2017.

Kemenpora juga menyebut kalau kedua event tersebut melibatkan junior dengan range usia sangat berdekatan. Demi efektivitas dan efisiensi pembinaan atlet maka Kemempora memutuskan untuk memprioritaskan salah satu event tersebut. “Karena itulah dipandang perlu hanya lebih mememilih event POPNAS daripada PON Remaja, namun dengan kualitas pembinaan yang lebih baik,” demikian bunyi surat itu.

Tono Suratman mengatakan, POPNAS dan PON Remaja memiliki dua fungsi yang berbeda. Sehingga keduanya tetap harus digelar. PON Remaja disebut Tono berfungsi untuk mempersiapkan lapisan-lapisan atlet untuk bisa diturunkan di Asian Youth Games dan Youth Olympic Games 2017, sementara POPNAS akan diturunkan ke Asian School Games.

“Saya prihatin kalau PON Remaja dibatalkan. Dengan adanya PON Remaja ini kan artinya mengisi kekosongan atlet-atlet muda berbakat dan PON Remaja itu melalui musyawarah nasional. Dihadapkan pada tantangan ke depan, karena akan ada Youth Asian Games dan Youth Olympic Games, sehingga kalau lapisan ini ditiadakan maka ini sangat memprihatinkan olahraga prestasi Indonesia,” kata Tono, di sela-sela perayaan HUT KONI Pusat ke-78, di gedung Serbagunas, Senayan, Rabu (19/10).

Tono juga menyebut kalau KONI tak dilibatkan dalam pengambilan keputusan meniadakan PON Remaja. Dia kecewa karena Kemenpora justru menyebarkan informasinya melalui media sosial. “Belum, saya justru kaget kalau Deputi IV menjelaskan ini di media sosial. Sebaiknya kita harus bersinergi, berdiskusi apa yang menyebabkan PON Remaja sampai dikatakan tidak ada. Karena ini bisa mencari solusi, karena kalau begini ya tidak menyelesaikan masalah,” ungkapnya.

Tono juga menyebut alasan pembatalan PON Remaja demi efisiensi anggaran tidak berdasar. Soal biaya disebutnya bisa dilakukan melalui sharing daerah. Sebab hampir 80 persen anggaran adanya di daerah.
“Harusnya kita memberikan apresiasi kepada pemerintah yang sudah menyiapkan tiga tahun sebelumnya untuk PON Remaja ini. Jadi bukan hanya atlet, tapi program dan anggaran yang sudah disetujui oleh DPRD masing-masing provinsi,” ujarnya.

“Kalau memang itu yang memberikan keputusan adalah pemerintah, harusnya pemerintah mengundang. Undangnya Tono SUratman dan KONI-KONI seluruh Indonesia. Saya berharap berkoordinasi karena program yang kami buat ini bukan program ‘bangun tidur’. Kami bangun untuk 20 tahun ke depan. Jika PON Remaja ini dilakukan untuk yang kedua kali maka ke depan 2018 kita sudah punya atlet-atlet andalan.

“Jika di POPNAS sebatas pelajar yang materi dan cabangnya belum tahu, apa yang akan dipertandingkan, tujuannya untuk Asian School Games. Tetapi PON remaja sudah disepakati bersama di mana kami berharap cabang di PON Remaja adalah olahraga Olimpiade. Ujungnya pun sudah ketahuan akan ke Asian Youth Games dan Olympic Games,” kata Tono.

“Kita ketahui bahwa, PON remaja datangnya dari pemerintah. Bukannya maunya KONI. Bahwa kesulitan kita adalah atlet-atlet muda berbakat. Kalau sebatas ditiadakan saya rasa perlu kita duduk bersama stakeholder. Karena keputusan tidak bisa sepihak. Ada sinergi dan KONI-KONI Provinsi sebelumnya sudah mencari atlet-atlet berbakat,” terangnya. Jordan

Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...