Menurut Pelaksana Harian Ketua Umum Percasi, Utut Adianto karena sesuatu hal Jambi membatalkan diri sebagai tuan rumah. Sehingga akhirnya tempat dan pelaksanaannya mengalami perubahan.
"Kejuaraan tingkat junior ini berlangsung sejak PON 2004 Kaltim. Karena, kami merasa perlunya menggelar Kejurnas Junior setelah PON agar regenerasi atlet tetap berjalan. Terus terang, kami mengambil-alih Kejurnas ini dengan waktu hanya 3 minggu setelah Jambi membatalkan diri," tandas Utut Adianto kepada wartawan usai membuka Kejurnas.
Utut menambahkan, mencetak pecatur andal butuh waktu yang cukup panjang tidak seperti melahirkan para penyanyi baru dalam kontes seperti 'Indonesia Idol'. Selain, juga membutuhkan biaya yang cukup besar.
"Butuh waktu panjang untuk melahirkan pecatur bergelar 'Grand Master' seperti Susanto Megaranto, Irene Kharisma, dan Medina Wardah Aulia. Selain tentunya biaya yang tidak sedikit. Namun, dengan segala upaya kami mencoba mencetak lebih banyak lagi pecatur-pecatur berprestasi," tandasnya lagi.
Selain itu, pria yang juga anggota DPR-RI Komisi X yang berasal dari fraksi PDI-P itu mengatakan, para juara dari 7 kelas putra-putri yang mempertandingkan 9 babak itu akan dikirim mengikuti kejuaraan catur tingkat ASEAN atau Asia.
Kesempatan sama Ketua Umum Pengrov Percasi DKI Jaya Rikardo.SE mengatakan, ajang ini sangat penting dalam upaya memantau bibit pecatur andal dari daerah-daerah. Karena banyak sekali bibit-bibit pecatur daerah yang belum tergali.
"Kami memang sangat diuntungkan dengan pecatur muda, selain stoknya banyak, mereka juga mempunyai prestasi yang cukup andal. Terbukti dalam PON 2016 di Bandung menampilkan para pecatur muda yang ternyata mampu membuat kejutan dengan meraih 5 emas dari target 2 emas yang kami bidik. Di DKI sendiri kami memang memprioritaskan regenerasi pecatur muda. Selain membina pecatur yang juga dianggap memiliki prospek prestasi di kemudian hari. Di event ini target kami meraih 5 emas atau juara umum," ujar Rikardo yang juga anggota DPRD DKI ini. Jordan