Sebab menurutnya saingan saat ini sangat berat, selain Jepang,China, dan Korea masih ada beberapa negara lain yang kemampuannya di atas petenis Indonesia. Faktor lainnya menurut Rildo adalah materi petenis kita mayoritas pemain muda, yang masih minim pengalaman internasional.
”Kami hanya memasang target medali. Dapat medali perunggu saja sudah bagus. Namun ini tentu menjadi tantangan bagi Pelti ke depan untuk mengejar ketertinggalan itu. Makanya fokus pembinaan kita ke depan adalah pemain usia muda,” terang Rildo di sela-sela pelantikan pengurus PP Pelti periode 2017-2022 oleh Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman di Stadion Tenis Tertutup Gelora Bung Karno Senayan Jakarta, Selasa, (16/1).
Oleh karenanya,tambah, Rildo Pelti akan fokus pada pembinaan usia muda. Dalam hal ini Pelti akan memberdayakan Pengurus Provinsi (Pengprov) sebagai ujung tombak pembinaan.
Menurut Rildo, dalam kepengurusannya ini juga akan memperbanyak turnamen baik nasional maupun internasional.”Untuk melahirkan banyak pemain muda tentu harus melalui turnamen. Pengprov juga diwajibkan menggelar turnamen lokal guna menjaring pemain-pemain berbakat yang nantinya akan bermuara ke level nasional,”kata Irjen Mentri PUPR itu.
Jika pembinaan usia muda sudah berjalan dengan baik, Rildo yakin prestasi tenis Indonesia akan kembali berjaya seperti para era 1960-an hingga 1990-an. Tanpa adanya keseriusan dalam menggarap pembinaan usia muda, jangan mimpi tenis Indonesia kembali mencapai kejayaannya.
Di kepengurusan Pelti ini, Rildo benyak melibatkan para mantan petenis nasional seperti Yustedjo Tarik, Atet Wiyono, Yayuk Basuki dan Wynne Prakusya. Sejumlah pejabat juga dilibatkan sebagai unsur pelindung, penasehat dan pembina. Untuk pelindung terdapat nama Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi, Ponco Sutowo, Aburizal Bakrie dan Qoyum. Jordan