Susunan pengurus kali ini hampir 70 persen wajah baru yang bermaterikan para pengusaha, professional, dan politisi menghiasi kepengurusan PGSI ini. Sementara yang 30 persennya adalah orang yang selama ini berkecimpung di olahraga gulat. Namun Trimedya Pandjaitan secara tegas mengatakan tidak memberikan kesempatan bagi para pelaku olahraga yang hanya mencari keuntungan semata.
”Jujur saya katakana bahwa di PGSI ini di kepengurusan gulat berkecimpung orang-orang yang hanya memikirkan kepentingan pribadi. Kalau saya masukkan mereka tentu akan lebih banyak mengganggu dari pada membangun organisasi,” ujar Trimedya.
Sebelum menyusun kepengurusan PGSI ini, Trimedya terlebih dahulu menghubungi orang-orang yang diajak menjadi pengurus. Namun Trimedya memastikan mereka yang diajak menjadi pengurus ini memiliki komitmen dan tanggungjawab untuk memajukan organisasi sebagai salah satu unsur penting dalam meningkatkan prestasi.
Dikatakan Trimedya, prestasi akan lahir jika didukung oleh organisasi yang kuat dan solid. Dalam kepengurusan PGSI ini, Trimedya juga lebih mengedepankan kolektifitas dan kerjasama tim.
Ada yang menarik kali ini, ketika nama Gusti Randa sebagai Ketua Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) padahal yang bersangkutan tidak memiliki latar belakang gulat sama sekali, Trimedya menegaskan pertimbangan menunjuk Gusti Randa karena teman lama.
”Saya menunjuk Gusti Randa karena dia adalah teman lama saya, dan saya tahu kemampuannya. Lagi pula di Binpres, Gusti Randa didampingi orang-orang yang berpengalaman di gulat,”kata Trimedya.
Gusti Randa yang kini masih menjadi Komite Eksekutif PSSI itu juga dipercaya oleh Trimedya Pandjaitan sebagai Manajer Tim Gulat Indonesia untuk Asian Games 2018. Dua posisi itu, menurut Trimedya, memang butuh fokus dan konsentrasi.
”Saya juga udah sampaikan sama Gusti Randa, dua posisi ini butuh tanggungjawab besar. Saya minta kepada beliau agar secepatnya membuat laporan kerja terencana. Guna penanganan pelatnas gulat, untuk persiapan Asian Games 2018 nanti,’tambahnya.
Sementara itu, Trimedya juga menjelaskan langkah pertama PGSI adalah persiapan Asian Games 2018. Hingga saat ini sudah ada 16 atlet yang masuk tim pelatnas Asian Games.
Rapat di Medan itu, lanjut Trimedya untuk membahas dan membedah materi atlet yang disiapkkan dan menyusun program. Pengurus juga akan memverifikasi kembali 16 atlet yang direkomondasikan oleh pengurus lama masuk pelatnas Asian Games. Soalnya Trimedya tak mau ada atlet yang masuk itu karena unsur KKN. Jika ternyata ada yang KKN, pasti akan dicoret dan diganti dengan atlet yang berprestasi dan layak masuk pelatnas.
Berbicara soal target, Trimedya juga mengaku belum bisa bicara apa-apa meski pemerintah dalam hal ini Kemenpora minta dua medali emas.”Kami akan kaji apakah target dua emas itu realistis atau tidak. Kalau tidak realistis tentu kami juga tak mau patok target dua emas. Intinya kami tak mau sesumbar atau membual,”paparnya.
Cabang gulat sendiri menurut rencana akan menggelar pelatnas Asian Games di Tangerang, Banten. Dipilihnya Tangerang seperti dijelaskan Trimedya, karena lebih ekonomis. Namun tidak tertutup kemungkinan akan menggelar pelatnas berjalan seperti try out ke luar negeri.
Menurut pria batak ini, seluruh program kerja kedepan akan dirapatkan oleh Tim Formatur di Medan, Sumatera Utara pada Kamis (25/1) mendatang. “Banyak hal yang dibahas di Medan nanti. Termasuk dana anggaran yang diberikan oleh Kemenpora bagi induk cabang olahraga. Apakah dana anggaran itu cukup untuk mendanai pelatnas. Jika nanti kurang kami siap menanggungnya. Untuk itu kami harus bergerak cepat,” tandasnya. Jordan