Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Coaching Clinik Indra Bagi Pelatih BLiSPI Sumsel

Selasa, 13 Februari 2018

Share this history on :
BADAN Liga Sepakbola Pelajar Indonesia (BLiSPI) sebagai operator dari pelaksana pembinaan sepakbola usia dini,muda dan pelajar, terus gencar menggenjot pembinaan usia muda. Upaya ini untuk mengangkat prestasi sepakbola usia muda. BLiSPI bukan hanya giat menggelar beberapa kompetisi, namun beberapa kali mengadakan kegiatan coaching clinik baik bagi pemain usia dini juga bagi para pelatih muda.

Kali ini kegiatan merambah di daerah Sumatera Selatan, dan tidak tanggung-tangung mendatang pelatih sekaliber Indra Sjafrie yang didampingi mantan kapten Timnas Senior Firman Utina dan pelatih penjaga gawang Jarot (Trio).

Trio ini mengadakan Coaching Clinik untuk beberapa pelatih di Wilayah Sumatra Selatan. Selain itu memberikan materi dan praktek bersama para pemain cilik di lapangan Atletik Jakabaring Palembang, pada Selasa Petang (13/2). Dengan melibatkan sekitar 150 anak dari berbagai sekolah sepak bola dari berbagai SSB di Sumsel.

Menurut Indra bahwa memberikan materi seputar pembinaan kepada pelatih agar bisa memberikan pelajaran kepada anak anak dengan penuh kesabaran. Tidak perlu keras dan memarahi pemain. Tugas pelatih lebih memberikan kenyamanan kepada anak anak.

Dalam praktek kegiatan itu menggunakan beberapa bola dan alat kun, coaching klinik dimulai pada pukul 14.00 WIB sampai 17.00 WIB, materi yang di berikan adalah dasar bermain, antara lain kontrol bola, Pasing dan shooting ball.

“Bicara sepakbola dari zaman now, seperti zaman Evan Dimas sampai era Egy Maulana Vikri hingga sekarang. Saya berkeyakinan tidak akan lolos pada piala dunia, Jika steakholder sepakboal belum menpunyai visi yang sama. Artinya dunia sepakbola dan pemerintah sebagai fasilitator untuk infrastruktur harus menjadi satu,”kata Indra di sela-sela acara itu kepada awak media.

Indra menambahkan, agar kebersamaan itu bisa satu tujuan untuk menyiapkan pemain muda menuju piala dunia. Contoh Jepang sampai sekarang belum merasa puas dengan prestasi sepakbolanya. Padahal kita tahu sepakbola Jepang sudah jauh dengan kita. Oleh karena pemerintah benar-benar membantu perkembangan sepakbola saat ini.

“Jujur saya lebih senang membina sepak bola usia muda. Sebab mereka lebih gampang diarahkan. Kecintaan saya saat ini melihat dan ikut terlibat dalam pembinaaan usia muda yang digalang BLiSPI. Sehingga saya telah memutuskan untuk tidak pegang klub dulu, karena saya berencana akan ambil ke liga pro,” ungkap mantan pelatih timnas Indonesia U19, Indra Sjafrie.

Sementara itu mantan kapten Timnas Firman Utina menyatakan, para pelatih harus menunjukan kesabaranya kepada anak anak agar pemain mudanya merasa nyaman dan tetap fokus dalam berlati. “Termasuk orang tua yang ada di lapangan terkadang sering berteriak kepada anak saat bermain dan pelatih pun berteriak, muncul kebingungan pada pemain saat bermain, hal tersebut menjadi pengetahuan kita agar saling menjaga kondisi pemain, termasuk tidak memberikan contoh tidak baik kepada pemain,” ungkap Pemain Nasional Indonesia Firman Utina.

Lambatnya prestasi sepakbola Indonesia dengan negara asia lainya, menurut Firman adalah banyak faktor. Salah satu indikatornya adalah belum terjadi sinergisitas anatara federasi dan pemerintah. “Terutama dalam soal pembinaan sepakbola usia dini dan muda. Saya berharap dengan hadirnya BLiSPI dapat menjembatani permasalahan yang anda. Sehingga pada akhirnya kita dapat membangun pondasi kokoh diawalini dengan sukses membina sepakbola usia muda,” tegas Firman. Jordan

Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...