Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Wadokai Karate Do Indonesia Irjen Pol (Purn) Drs H Sudjalma Trisna bahwa even ini untuk menambah jam terbang atlet. Sekaligus untuk menjajal kemampuan atlet atlet daerah. Dan meningkatkan mutu para wasit, juri dan pelatih.
"Dengan bekal teknik terbaru yang berkembang di setiap daerah. Mari kita tunjukkan di kejurnas ini. Siapa yang layak dan pantas memperkuat Tim Perguruan Wadokai. Sehingga kejurnas ini menjadi seleksi untuk menghadapi O2SN, Piala Kasad, Piala Mendagri, dan Piala Panglima," kata Trisna kepada wartawan usai membuka kejurnas ini, Sabtu (2/3/2019).
Trisna merasa yakin bahwa dari kejurnas ini akan lahir atlet berbakat yang bakal menjadi andalan masa depan perguruan. "Dari sini lah mereka bakal kita kirim diberbagai kegiatan baik dalam maupun luar negeri. Termasuk untuk tampil di ajang Seleksi Nasional (seleknas) untuk masuk di Timnas Karate menuju SEA Games 2019 Filipina," katanya.
Trisna juga menyoroti sistem rekruitmen atlet karate yang masuk pelatnas SEA Games. Selama ini menurutnya didominasi atlet dari perguruan tertentu. "Saya berharap PB Forki dibawah Komando Panglima Marsekal Hadi Tjahjanto lebih maju dan proses pemilihan atlet lebih transparan. Serta memperhatikan perguruan lainnya yang ikut mendirikan Forki, diantaranya Perguruan kami (Wadokai)," terangnya.
Selama adanya pelatnas karate, atlet Wadokai belum ada satu pun yang pernah dipanggil, baik untuk seleksi maupun masuk pelatnas. "Tahun ini akan manjadi awal kebangkitan perguruan kami. Tentunya kami berharap atlet kami dipanggil masuk pelatnas," tegas Trisna.
Sementara itu acara juga ditandai dengan penyematan sabuk hitam kepada Muslim yang juga Anggota DPR RI Komisi V dari Aceh. Yang juga pembina wadokai Pemprov Aceh. Jordan