Keputusan ini dilakukan karena Musornas tersebut dinilai cacat hukum. Salah satu tim pemenang Muddai Madang, Syaiful Yahum yang sekaligus sebagai Ketua Umum KONI Daerah Sumatra Barat menuding ada kejanggalan yang dilakukan Tim Penjaringan dan Penyaringan (TTP) selama bertugas.
Menurutnya, TPP tak pernah memberikan hasil verifikasi dan validasi kepada Muddai Madang yang dinyatakan tidak lolos administrasi. Dengan kondisi itu, pihaknya memutuskan untuk walk out dari Musornas tersebut.
“Kami dari para peserta dari tim MM (Muddai Madang), menyatakan walk out dari arena Musornas ini. Sebab saat penyaringan oleh TPP telah melakukan pelanggaran Anggaran Dasar Rumah Tangga (ADRT), yang memihak salah satu calon agar terpilih secara aklamasi,” ujar Syaiful.
Usai Konida Sumbar menyatakan keluar dari Musornas, tim pendukung Muddai Madang lainnya juga memilih mundur yang terdiri dari 28 pendukung, termasuk Konida, dan Cabang Olaharaga (Cabor).
Syaiful juga mengatakan akan melaporkan adanya kecurangan di Musornas ini kepada Pemerintah, yaitu Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Sementara itu Ketua PB Persambi (Sambo) Krisna Bayu menilai Musornas kali ini penuh dengan kericuhan dan kegaduhan. "Ini tak terlepas dari kepemimpinan Tono Suratman selaku Ketum KONI yang otoriter," legenda Judo Indonesia itu.
"Kami berencana akan menghadap Menpora Imam Nahrawi dalam waktu dekat. Dan meminta beliau untuk segera membentuk badan olahraga baru, yakni KON, sesuai dengan UU Sistem Keolahragaan Nasional Tahun 2005. Sebab dalam UU SKN sudah jelas disebutkan hanya ada dua lembaga olahraga, yakni KOI dan KON," jelas Bayu. Jordan