Presiden Joko Widodo direncanakan akan menyetujui sekaligus menandatangi Program DBON bertepatan pada Peringatan Haornas 9 September mendatang.
Mentri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mengatakan sasaran utama dari program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) adalah Olimpiade. Demikian disampaikan Zainudin, saat memberikan sambutan dalam acara webinar sosialisasi 'Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) Menuju Indonesia Maju' yang diselenggarakan pada Rabu, (1/9/2921).
Zainudin menjelaskan ia sudah berdiskusi dengan akademisi, pakar, praktisi dan para pemangku kepentingan di bidang olahraga sebelum akhirnya memutuskan sasaran utama dari DBON adalah Olimpiade.
"Kita harus menentukan mana yang kita tuju. Akhirnya setelah diskusi dengan kalangan kampus, akademisi, para profesor keolahragaan, praktisi dan stakeholder lainnya, kita memutuskan bahwa sasaran utama kita adalah Olimpiade," kata Zainudin. Lebih lanjut, ia menerangkan jika pesta olahraga yang berskala lebih kecil dibanding Olimpiade, seperti Asian Games dan SEA Games hanya akan menjadi sasaran antara saja.
Zainudin mengatakan Kemenpora ingin mengubah pola pikir masyarakat yang menganggap prestasi SEA Games dengan Olimpiade itu sama. Ia pun menilai pandangan tersebut harus diubah dapat mencapai tujuan, seperti yang diperintahkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Di lain pihak, Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Atal S Depari mengatakan pihaknya sangat senang dan bangga karena dapat menjadi bagian dari sosialisasi DBON. Menurut dia, masyarakat harus diberikan pengetahuan bahwa meraih prestasi olahraga itu tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi harus disiapkan instrumennya mulai dari bawah. Dengan pondasi yang kokoh, maka ke depan prestasi akan datang dengan sendirinya.
"Saya itu senang karena menurut saya, DBON ini kado paling besar untuk olahraga Indonesia. Saya tak menyangka, karena pabriknya ini akhirnya bisa dibuat setelah sekian lama. Kami optimistis prestasi besar ke depan bisa diraih jika ini dijalankan dengan konsisten," jelas Atal.
PWI pun menyatakan siap bekerja sama dengan Kemenpora untuk terus menggaungkan DBON sampai ke daerah-daerah demi menyuarakan perubahan paradigma olahraga Indonesia. Selain Menpora Zainudin Amali dan Ketua Umum PWI Atal S Depari, acara tersebut juga dihadiri oleh Profesor Asmawi sebagai Dewan Pakar DBON. Ketiga narasumber ini hadir di sesi kedua dengan dipandu oleh Moderator wartawan senior M Nigara.
Sedangkan di sesi pertama menghadirkan tiga narasumber yakni, Del Asri selaku akademisi olahraga, serta Deputi Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta dan Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Chandra Bhakti. Dipandu oleh moderator Ketua SIWO PWI Pusat Gungde Arywangsa.
Dalam sesi pertama Deputi IV Bidang Olahraga Prestasi Kemenpora Chandra Bhakti menyatakan mimpi besar olahraga Indonesia untuk bisa masuk 10 besar Olimpiade pada 100 Tahun Indonesia Merdeka pada Olimpiade 2045 mendatang.
Penegasan itu disampaikan Chandra Bhakti pada webinar dengan thema Sosialisasi Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang digagas Persatuan Wartawan Indonsia (PWI) Pusat bersama Kemenpora RI, Rabu (1/9/2021).
"Kita ingin bertepatan 100 tahun Indonesia Merdeka bisa masuk 10 besar pada Olimpiade 2045. Untuk itu dari sekarang kita mengusahakan cita-cita besar itu dengan membuat Disain Besar Olahraga Nasional ini," kata Chandra. "Dengan waktu 24 tahun, kita akan persiapkan sebaik mungkin atlet kita dengan Disain Besar Olahraga Nasional demi cita-cita besar tersebut," jelas Chandra.
Sementara itu Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta menyatakan pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tak pernah lelah mengajak masyarakat untuk berolahraga. Sebab, tingkat kebugaran masyarakat hingga kini masih rendah.
Bahkan di tingkat pelajar, minat untuk berolahraga juga sangat minim. Dari sekitar 45 juta siswa di Indonesia, siswa yang ketahuan aktif bergerak dengan berolahraga hanya sekitar 2,1 pesen. "Semua serba gadget, semua main HP sehingga aktivitas gerak minim. Siswa aktif berolahraga tercatat hanya 2,1 persen dan selama ini atlet ambilnya dari siswa aktif itu. Tidak mungkin kan ambil atlet dari siswa tidak aktif. Karena itu, kita targetkan siswa aktif berolahraga nanti minimal 30 persen pada 2045," ujar Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta.
Menurut Isnanta, olahraga pendidikan yang melibatkan siswa akan masuk dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Begitu pula olahraga rekreasi yang melibatkan masyarakat secara luas. Tujuan utama nanti adalah Indonesia Bugar pada 2045 saat negeri ini merayakan hari kemerdekaan di usia yang ke-100 tahun.
Kesempatan yang sama Praktisi Olahraga Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Del Asri menyatakan Indonesia juga perlu mengangkat produk dalam negeri agar jadi apparel pada event internasional. Indonesia perlu mencontoh Thailand yang memiliki produk FBT yang selalu menjadi sponsor resmi SEA Games.
"Kita ketergantungan impor peralatan masih sangat tinggi, sangat sedikit dari lokal. Thailand sudah punya FBT dan itu selalu ada di gelaran SEA Games," jelasnya. Del Asri menambahkan, sesungguhnya secara kualitas produk Indonesia tidak kalah dengan negara lain. Tapi masalahnya, lanjut dia, di dunia internasional ada persyaratan agar produk dari negara tertentu bisa diterima, yakni harus dapat sertifikasi dan diakui federasi internasional.
"Contoh menarik adalah China saat jadi tuan rumah Youth Olympic Games 2014. Secara ekonomi tidak menguntungkan event Youth Olympic, namun mereka mengajuka semua peralatan yang dipakai adalah merek China. China harus melobi ke IOC dan mendapat persetujuan dari federasi internasional. Mereka berhasil," jelasnya.
Untuk itu, wacana kerjasama antara Kemenpora dengan Kemenperin tentang pengembangan peralatan olahraga dalam negeri perlu didukung. Jika ini berhasil, maka produk lokal bisa masuk ke pasar nasional dan bisa mengangkat perekonomian masyarakat. Ini juga bisa menjadi awal kebangkitan produk lokal menuju internasional. "Artinya kita perlu dorong produk lokal agar bisa memenuhi standar yang ditentukan Kemenperin. Bagaimana produk ini punya SNI karena itu salah satu syarat agar produk bisa beredar di dalam negeri," ungkapnya.
Program DBON rencananya akan diteken oleh Presiden Joko Widodo tepat pada Hari Olahraga Nasional tahun ini yang jatuh pada 9 September. Di dalam DBON, tercantum 14 cabang olahraga unggulan, yaitu bulu tangkis, angkat besi, panjat tebing, panahan, menembak, wushu, karate, taekwondo, balap sepeda, atletik, renang, dayung, senam artistik dan pencak silat. Jordan