LATIHAN berat tetap menjadi porsi rutin para pembalap sepeda awak Pelatnas Prima, kendati sekarang memasuki bulan ramadan. Hal tersebut membuat sebagian atlet muslim, termasuk pembalap asal Karanganyar, Warseno, tidak maksimal menjalankan ibadahnya.
"Saya hanya berpuasa dua hari dalam seminggu. Yakni setiap Kamis karena porsinya hanya recovery di jalur datar sekitar 40 km dan Minggu yang merupakan hari libur. Hari-hari selebihnya, kami harus menempuh latihan berat," kata dia.
Materi berat antara lain peningkatan endurance setiap Rabu dan Sabtu dengan jarak tempuh sekitar 170-180 km, berangkat dari mes atlet di Jalan Cijabe KM 11 Subang melalui jalur pantura hingga Cirebon (perbatasan Jabar-Jateng). Di samping itu peningkatan kecepatan pada rute-rute tanjakan di kawasan Tangkuban Perahu.
"RPM (Rotation Per Minute)-nya pun harus tinggi, 160 putaran kaki dalam satu menit. Jadi materinya sangat berat, butuh energi besar, sehingga tak mungkin berlatih maksimal jika berpuasa," ungkap pembalap yang dibesarkan Tirta Cycling Team (TCT) Solo itu.
Total 36 atlet balap sepeda yang disiapkan untuk menghadapi SEA Games 2011 pada nomor road race, track, individual time trial (ITT) dan team time trial (TTT). Mereka menghuni mes di Subang, ada lima-enam orang yang berpuasa setiap Kamis dan Minggu.
Selain Warseno, atlet lainnya di antaranya raja tanjakan Tonton Susanto, Robin Manulang, Fatahillah dan Iwan Setiawan. "Saya memang sudah berniat tetap menjalankan puasa di pelatnas, meski tak maksimal. Nanti akan saya ganti puasa pada hari-hari setelah lebaran. Saya sudah siapkan kalender tersendiri," tutur pembalap kelahiran Karanganyar, 27 September 1986 itu.
Kendati hanya berpuasa dua hari dalam seminggu, namun dia dan beberapa pembalap muslim lain tetap menjalankan salat tarawih rutin setiap malam. "Kami undang ustad, lalu tarawih bersama beberapa orang di musala kompleks mes atlet. Yang penting niat kami beribadah dan kami tetap berlatih keras demi Merah-Putih," tandas Warseno. SMC/Tulus