LI NA, petenis wanita asal China, tercatat sebagai atlet terkaya saat ini yang meraih popularitas besar di China.
Li Na (29), meraih kemenangan pada Juni lalu di Roland Garos dan mendapat uang tunai sebesar £ 25.000.
Tahun ini, ia juga telah menandatangani kontrak ponsor bernilai setidaknya US$ 42 juta (£ 26 juta), seperti dari Mercedes-Benz, Rolex dan Haagen Dazs. Mereka yakin, Li akan menguntungkan pasar di China.
“Sulit untuk menetapkan harga setelah Li menjadi orang China pertama yang memenangkan turnamen tenis Grand Slam.” ungkap Max Eisenbud, salah satu wakil manajemen Li.
Seperti yang diwartakan The Telegraph , Selasa (2/8), Li berhasil mematahkan perlawanan Maria Sharapova, petenis asal Rusia, dalam pertandingan semi final Grand Slam yang berlangsung di Paris. Namun, mereka bisa saja berganti posisi jika terus menang dalam turnamen besar.
Bagi warga China, Li merupakan atlet wanita nomor satu yang memiliki tato dan mengecat rambutnya sejak meraih popularitas. Ia juga dikenal memiliki banyak fans yang mengidolakannya.
Pada 2008, ia keluar dari Soviet dan membentuk tim olahraga China sendiri yang dapat mengontrol sistem keuangan sendiri serta menjadi model atlet dari negara yang digaunginya.
Li memiliki kepribadian yang hebat, dan dia adalah petenis dunia yang belum masuk dalam urutan mantan atlet lainnya seperti Yao Ming, yang dipaksa berhenti karena cedera saat pertandingan basket awal tahun lalu.
"Li merupakan duta besar, sangat menyenangkan dan menarik. Ia memiliki efek positif pada cara orang melihat China, sehingga membuat orang China merasa sangat bangga," ungkap Terry Rhoads, mantan Kepala Pemasaran Nike yang pernah ikut mensponsori Li.
Namun, menurut Ye Feng, seorang konsultan merek di Beijing, Li dijadwalkan kembali ke kota kelahirannya Wuhan untuk main di turnamen akhir tahun ini sehingga terlalu biasa untuk memikat pasar China.
Sementara Yao Ming mengungkapkan, secara umum, penggemar atlet China lebih suka dengan penampilan yang baik, yang tidak ada keuntungannya. Ary