TIDAK banyak yang menyangka, bahwa awal ketertarikan Reinaldy Atmanegara menekuni cabang olahraga taekwondo karena ingin menyalurkan hobinya yang gemar berkelahi. Sejak kecil, pemuda kelahiran Tangerang, 20 April 1995 ini memang suka berkelahi. Apalagi ketika dia memasuki bangku sekolah dasar. Hampir setiap hari dia berkelahi dengan teman seusianya.
"Maklum saja, saat itu masih kecil. Jadi mudah terpancing emosi. Tapi setelah menekuni olahraga bela diri, saya malah tidak pernah berkelahi lagi. Lebih baik menyalurkannya ke hal yang positif," tegas putra kedua dari pasangan Fuad dan Feni ini.
Dikatakan, awalnya dia hanya coba-coba menyalurkan hobinya untuk belajar taekwondo di Dojang Halilintar Semarang. Lama kelamaan, dia mulai keasikan dan memutuskan mensiriusi pilihannya itu. Sejak kelas 2 SD, dia sudah tekun berlatih dan mengasah kemampuannya di dojang. Dan hingga kini, segudang prestasi telah dia raih. Terakhir di usianya yang masih sangat muda, 16 tahun dia berhasil menjadi pemenang ketiga nomor 'kyorugi' senior U-54 di kejuaraan taekwondo The 8th Chuncheon Open International Taekwondo Championship di Chunceon City, Korea, pertengahan Juli lalu.
"Kyorugi memang menjadi pilihan saya. Awal mengikuti kejuaraan, tepatnya tahun 2002 lalu, saya sempat demam panggung. Perasaan minder, takut dan gugup selalu ada. Secara perlahan permasalahan itu mulai teratasi dan saya bisa keluar sebagai 'runner-up' di kejuaraan perdana saya," tegas siswa kelas 2 SMA Theresiana Semarang ini.
Saat ini, Reinaldy, panggilan akrabnya, masih mengikuti seleksi atlet Pra-PON Jateng. Meski notabene adalah atlet yunior, namun pelatih utama TI Jateng, Bambang Widjanarko memastikan bahwa atlet berbakatnya itu akan masuk menjadi atlet prioritas yang disiapkan memperkuat Jateng di Pra-PON bulan Desember di Riau. Smc/Tulus Supangkat