Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Maywheater Tak Layak Juara

Minggu, 18 September 2011

Share this history on :
APA yang dilakukan petinju Floyd Maywheater, sungguh tak terpuji, bukan saja ia mencoreng dunia tinju prof. Namun kemenangannya patut dipertanyakan. Berawal dari serangan pukulan bertubi-tubi dari sang juara bertahan Ortiz ke sang penantang Floyd. Namun Ortiz sedikit melakukan kecurangan, dimana ia melakukan tandukan ke tubuh Floyd. Sehingga wasit langsung menghentikan pertandingan guna, mengintruksikan pada juri untuk memotong nilai Ortiz.

Ketika pertandingan akan dilanjutkan, belum sempat wasit melakukan aba-aba, Ortiz meminta maaf atas tindakannya kepada Floyd. Namun permintaan maaf tersebut dibalas dengan satu pukulan. Dilanjutkan jab yang sangat keras ke muka Ortiz, sekitika Ortiz langsung rubuh dan tak bangkit hingga wasit menghitung sampai 10. Jelas Ortiz rubuh, pasalnya ia dalam kondisi tidak siap, sebab belum ada perintah dari wasit untuk memulai pertandingan.

Sikap tak terpuji dari seorang juara dunia Floyd menjadi presiden buruk bagi tinju pro. Sikap arogannya juga terlihat jelas saat reporter senior ring television HBO mewawancarainya, usai pertandingan. Floyd dengan seenaknya mengklaim bahwa kemenangannya adalah sah, bahkan ia sempat memaki wartawan senior itu.

Andai kubu Ortiz melakukan protes kepada wasit, mungkin hasilnya akan lain. Namun Ortiz tak melakukan tindakan protes atas sikap dan kemenangan yang tak wajar dari Floyd. Sikap legowo telah ditunjukkan Ortiz dan kubunya. Peristiwa ini menjadi pelajaran bagu dunia tinju pro umumnya dan tinju Indonesia kususnya. Andai yang bertarung petinju Indonesia pastilah kejadiannya akan lain.

Bukan tak mungkin di atas ring pasti akan terjadi kekacauan dan kegaduahan. Bahkan bisa saja bangku berterbangan di atas ring. Dan wasit yang menjadi penghakim dipertandingan itu, akan dikejar-kejar. Bahkan mungkin Floyd dan kubunya akan menjadi bulan-bulan dan pelampiasan amarah dari petinju yang merasa dikalahkan wasit.

Di atas keperkasaan Floyd yang memiliki rekor kemenangan 42 kali, bahkan belum sekali pun ia mengalami kekalahan dan seri. Artinya rekor pertandingannya 100% dengan kemenangan. Namun hari ini ia melakukan catatan buruk atas kemenangannya itu. Pertandingan itu akan menjadi catatan dan pelajaran bagi tinju pro dunia. Floyd memang petinju tangguh, namun ia tidak punya sikap santun dan kesatria. Sikap arogansinya juga pernah ia lakukan saat menolak pertandingan melawan Manny Packman Paqiao. Ia mau bertanding jika Pacman melakukan tes doping. Dari sikap itu jelas Floyd terlihat sangat takut kalah melawan petinju tangguh asal Filipina itu. Jordan

Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...