Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Menpora & Rita Sambangi Korban Sepakbola

Kamis, 24 November 2011

Share this history on :

SEHARI setelah penutupan upacara SEA Games XXVI/2011 Palembang-Jakarta, di Palembang, Menpora Andi Malarangeng dan Ketua KON/KOI Rita Subowo serta jajarannya. Langsung berangkat menyambangi korban tewas akibat nonton sepakbola final SEA Games Indonesia versus Malaysia di Stadion Gelora Bung Karno, Senin (21/11) lalu.

Rombongan yang mendarat di Bandara Soekarno-Hatta dari Palembang pada Pukul 14.45. Diterima oleh Direktur Pelaksana INASOC Rahmad Gobel, didahului upacara pengalungan bunga. Dan keterangan menpora seputar keberhasilan Indonesia menjadi Juara Umum SEA Games XXVI/2011. Rombongan langsung berangkat ke rumah duka ,kedua korban tersebut.

Dalam kunjungan yang berlangsung singkat, Rabu (23/11), Rita Subowo menyerahkan bantuan berupa sejumlah uang yang dibungkus dengan amplop putih. “Tidak perlu tahu nilainya. Kami harap sumbangan ini bisa mengurangi kesedihan pihak keluarga,” ucap Rita di rumah duka, Jalan Danau Batur V RT 01 RW 07, Kelurahan Bencongan, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.

Sementara itu untuk menghindarkan agar peristiwa nahas serupa tak terulang lagi, Andi Mallarangeng berjanji akan mengevaluasi secara menyeluruh berbagai kegiatan pertandingan, terutama sepakbola. “Kami akan benahi semuanya. Karena bukan sekadar memperluas stadion, tapi bagaimana manajemen penonton itu harus baik,” ucapnya.

Menurut Andi, pihaknya tengah berupaya agar nantinya di setiap tiket pertandingan sepakbola tertera nomor kursi yang akan diisi si empunya tiket saja. “Saya ingin nantinya nonton sepakbola senyaman nonton film di bioskop. Ada tiket, ada nomor kursi,” ucapnya. Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Jafar Hafsah mengatakan, sudah saatnya kapasitas stadion GBK ditambah mengingat jumlah penonton sepakbola yang semakin bertambah.

“Rasanya kapasitas stadion yang sekarang sudah tidak memadai. Volumenya harus ditambah,” ucapnya, seusai mengunjungi ibunda Aprilianto, Suprapti (32). Untuk jumlah penambahan kapasitas GBK tersebut, ia menyerahkan kepada pihak yang berwenang untuk merancangnya. “Saya tidak kompeten untuk mengestimasi, namun patut dipertimbangkan untuk diperluas lagi.”

Sebelumnya, pada hari Rabu pagi, jasad Aprilianto telah dimakamkan oleh di TPU Carang Kulang Curug, Kabupaten Tangerang, sekitar pukul 09.00 WIB. Suprapti, ibu almarhum, tak kuasa menahan tangis saat anaknya dimakamkan. Apri, begitu sapaan mendiang anaknya, dimakamkan berdekatan dengan almarhum ayahnya Siriwindo yang meninggal tiga tahun lalu.

Apri merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan almarhum Siriwindo dan Suprapti (32). “Kami keluarga sangat kehilangan. Apri meninggal masih mengenakan baju Timnas berwarna merah dengan Lambang Garuda di dada, serta celana hitam,” ujar Sugihadi, paman korban. Menurut Sugihadi, korban pergi bersama delapan orang temannya. Sebagian diantaranya merupakan teman sekolahnya. Korban sendiri tercatat sebagai siswa kelas 2 SMPN 1 Kelapa Dua.

“Almarhum memang ingin sekali nonton final di Stadion GBK, setelah diperbolehkan oleh ibunya, lalu pergi dengan bawa uang Rp 86.000 untuk beli tiket,” ucapnya. Di sini Apri kemudian dijemput maut. Ia tewas terinjak oleh puluhan ribu pendukung Timnas. “Korban sempat dievakuasi dan diberikan pertolongan pernafasan namun dia tidak selamat. Dari hasil pemeriksaan ada luka memar di badan dan luka di wajahnya, akibat terinjak-injak. Tubuhnya memang kecil,” ucap Sugihadi. Jordan

Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...