Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Setelah 8 Tahun, Tenis Putra Akhiri Mimpi Buruk

Selasa, 15 November 2011

Share this history on :

INDONESIA berhasil menyudahi paceklik medali emas tenis beregu putra SEA Games selama delapan tahun, setelah pada final di Stadion Tenis Komplek Olahraga Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa, mengalahkan tim Filipina 2-1.

Indonesia terakhir kali meraih medali emas beregu putra di SEA Games Vietnam pada 2003. Indonesia kehilangan partai pertama saat pemain tunggal Elbert Sie gagal mempertahankan keunggulan pada set pertama, sehingga kalah oleh petenis Filipina Celil Mamiit 6-1, 3-6, 3-6.

“Pada akhir-akhir pertandingan Cecil mainnya bagus. Dia memang di atas saya,” kata Elbert usai pertandingan cabang olahraga tenis SEA Games XXVI/2001 itu. Tunggal pertama Indonesia Christopher Rungkat yang tampil pada partai kedua melawan Jeson Patrombon menyamakan kedudukan bagi Indonesia menjadi 1-1, dengan meraih kemenangan 6-1, 6-2. Christo dan Elbert yang tampil kembali pada partai ganda sekalipun partai penentuan melawan pasangan Traet Conrad Huey-Cecil Mamiit, memastikan kemenangan Indonesia dengan memenangi pertandingan tersebut 6-3, 6-4.

“Sejak bermain pada nomor tunggal saya sudah yakin dapat menyumbang satu poin dari nomor tunggal,” ujar Christopher Rungkat usai pertandingan. Meski belum pernah bertemu dalam pertandingan dengan Jeson, Christo yakin mampu mengalahkan petenis Filipina tersebut karena sering melihatnya bermain pada turnamen future. “Setelah melihat permainan saya kemarin, pukulan dan gerakan saya enak, saya yakin bisa mengambil satu poin dari tunggal,” katanya.

“Pada ganda, kami tahu kalau pasangan Filipina difavoritkan saya mengambil keuntungan dari itu. Pada game-game awal mereka tegang, dan kami bisa langsung mematahkan servis Traet Conrad, sejak itu kami terus meningkat,” tambah Christo. Melebihi target Pelatih tim Indonesia Bonit Wiryawan mengatakan bahwa hasil tersebut melebihi target semula yakni mencapai semifinal. “Sebenarnya target kami semifinal. Tetapi teman-teman mainnya bagus sekali. Tadi malam kami juga sudah memikirkan tim yang terbaik,” kata Bonit yang mengatakan prediksi mereka bahwa Traet Conrad tidak diturunkan pada tunggal benar adanya.

“Mereka tidak memainkan Traet Conrad sehingga beruntung Christo bertem Jeson. Meskipun kalah pada partai pertama, masih ada peluang menang di nomor ganda. Perjalanannya memang agak panjang tetapi tetap harus dicapai,” katanya. Keberhasilan tersebut, mengobati kekecewaan atas gagalnya tim putri meraih emas setelah kalah dari tim Thailand 0-3. “Ini mengobati kesedihan atas gagalnya tim putri,” kata Martina Widjaya.

Lavinia Tananta yang tampil pertama kalah dua set langsung oleh Nungnadda Wannasuk 6-7(4), 2-6. Ayu Fani Damayanti yang tampil berikutnya membuat Indonesia tertinggal 0-2, setelah kalah oleh Noppawan Lercheewakarn 6-2, 3-6, 5-7. Indonesia juga kehilangan angka dari nomor ganda ketika pasangan Jessy Rompies-Grace Sari Ysidora kalah oleh Nicha Lertpitaksanchai-Varatchaya Wongteanchai 4-6, 2-6. Jordan

Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...