SETELAH PT Liga Indonesia, penyelenggara kompetisi Indonesia Super Leagua (ISL), dan Pelita Jaya yang mengadu ke Komisi X DPR RI. Akhirnya Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) juga mengadukan pelanggaran yang dilakukan PSSI serta meminta dukungan untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) guna mengganti Ketua Umum Djohar Arifin Husin.
Menurut Ketua KPSI Tony Apriliani, pihaknya sebenarnya sangat mendukung Djohar Arifin sejak awal memimpin PSSI. Namun, karena dia menabrak aturan seperti yang diamanatkan dalam Kongres Bali, maka dukungan itu terpaksa dicabut. “Kalau sejak awal Pak Djohar mematuhi peraturan, pasti tidak akan seperti ini kejadiannya, tidak ada dualisme kompetisi. Kami menyampaikan data-data yang sebenarnya,” kata Tony di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta,Kamis 12 Januari 2012.
Tony berharap, para wakil rakyat yang membidangi olahraga tersebut mendengar aspirasi yang disampaikan itu, kemudian dibicarakan bersama pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). “Kalau Menpora (Andi Mallarangeng) tidak mendukung KLB ya terserah, yang pasti kami sudah sampaikan ke DPR. Mereka kan mitra kerja,” ungkap pria yang juga menjabat Ketua Pengprov PSSI Jawa Barat itu.
Jamal Aziz, anggota Komisi X mengaku siapp mendukung KPSI untuk menyelenggarakan KLB. Namun, dia meminta satu syarat, yakni kongres yang bakal digelar pada 6 Maret mendatang benar-benar memilih pimpinan yang memiliki integritas dan idealisme dalam membangun sepak bola. “Yang penting, jangan memilih ketua yang dapat disetir. Pilih pemimpin yang bagus. Saya pikir, niat PSSI merangkul dan rekonsiliasi hanya kamuflase saja. Anggota ingin KLB, ya harus didukung,” ujar Jamal.
Hal yang sama dikatakan Dedi “Mi’ing” Gumilar, anggota Komisi X yang lain. Dia menginginkan cukup satu KLB lagi untuk mengganti Djohar Arifin Husin dan Farid Rahman. Namun begitu, dia mengemukakan bahwa apabila Djohar Arifin bersedia kembali ke jalan yang lurus, maka tidak perlu diadakan KLB. Jordan