ORANGTUA mana yang tak akan
gembira dan senang apabila kelak keturunannya berhasil dengan sukses
membawa nama harum bangsa dan keluarga. Itulah impian dari Yoko Budiman
dan Felishia Tiono orang tua dari Shania
Edeline
usia 12 tahun, Vanesa Elaine (10), dan si bungsu Rachel Elissa (7).
Ketiga putrinya tersebut kini tengah mengikuti Kejurnas Catur Junior di
Hotel Grand Sahid Jakarta, yang mulai berlangsung pada Senin (2/7).
Ketiganya memang kini dipersiapkan orangtuanya untuk benar-benar menjadi
pecatur tangguh.
Bahkan
saat ini Yoko telah mendatangkan pelatih dua sekaligus untuk menanggani
ketiga putrinya. Bagi Shania dan Vanesa memang sudah sering mengikuti
ajang sekelas nasional, namun prestasi mereka masih kalah kelas dari
pecatur nasional yang sudah punya nama. Namun bagi Rachel untuk
seusianya masih mampu bertarung dan memberikan perlawan terhadap
lawan-lawanya. Gaya dan tipekal menyerang Rachel banyak mendapat pujian
dari beberapa pengamat dan pelatih catur.
"Rachel
memang belum lama mengenal olahraga asah otak ini, gaya dan pola
permainannya menunjukkan bakat yang luar biasa," puji Eko pelatih yang
baru menangani Rachel selama empat bulan kepada Olahragaonline.
Pernyataan serupa diamini sang ayah Yoko Budiman, sudah banyak tawaran
dari para pelatih dan pengamat catur untuk mau membina Rachel. Sebab
Rachel mempunyai prospek dan masa depan yang bersinar.
"Sebagai
orang tua kami telah membuka jalan bagi bakat dan kemampuan putri kami.
Memang jujur banyak hal yang harus dikorbankan, termasuk ukuran materi.
Harapan kami dengan pengorbanan itu akan dibalas dengan prestasi yang
membanggakan dari ketiga putri kami," kata Yoko dan Felishia di
sela-sela pertandingan ketiga putrinya. Yoko yakin salah satu dari
ketiganya akan menjadi pecatur tangguh dan disegani baik di Indonesia
maupun mancanegara. "Saya berharap satu dari ketiganya, bahkan andai
Tuhan mengijinkan ketiganya menjadi Trio Tembok kokoh, yang susah
ditembus lawan. Saya berharap dan bercita-cita ketiganya akan mengikuti
jejak Polgar bersaudara (Yudith dan Zsa Zsa Polgar)," tandas Yoko.
Jalan
mereka memang masih panjang. Namun tekad dan ambisi dari Keluarga Yoko
patut mendapat acungan jempol. Pasalnya ia berani berkorban terutama
bentuk materi, demi masa depan ketiga putrinya. Sangat jarang orangtua
yang mau berkorban demi anaknya di dunia catur. Sebab hingga kini
banyak yang beranggapan bahwa menggeluti olahraga catur belum menjadi
sebuah jaminan hidup masa depan kelak. Namun anggapan itu telah ditepis
GM Susanto Megaranto dan GMW Irene Kharisma Sukandar. Kedua pecatur itu
kini menikmati dari penghasilan catur. Namun memerlukan proses panjang,
bukan pola pembinaan instan. Jordan