Menurut Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo bahwa mulanya turnamen tersebut akan mempertemukan empat tim Indonesia Premier League (IPL) teratas dan empat ISL. Tapi ide itu urung dilaksanakan karena banyak yang kurang setuju. “Sebenarnya tak hanya tim-tim ISL yang diundang, tapi juga dari IPL empat terbaik. Setelah dikonfirmasi, ternyata ada yang kurang siap, jadwal tidak pas dan tidak cocok,” ujar Roy Suryo kepada wartawan di kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Selasa (03/09/13).
Roy menegaskan, total hadiah yang disediakan sebesar Rp1 miliar. Dana itu berasal dari berbagai sponsor yang mendukung kegiatan tersebut. “Untuk hadiah, anggaran dari sponsor. Dari APBN tidak ada. Turnamen ini sekaligus untuk memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas) yang jatuh pada 9 September,” tambah Roy Suryo.
Dalam kesempatan yang sama Promotor turnamen Muhammad Zein mengutarakan, sistem yang dipakai dalam event ini memakai setengah kompetisi. Dua tim juara grup akan bertemu di babak final yang digelar di Stadion Kanjuruhan Malang pada 28 September. “Jadi tidak ada semifinal, tapi juara grup langsung masuk final di Malang,” terang M.Zein.
M.Zein menambahkan, promotor semula ingin mengundang timnas U-23 Indonesia di ajang tersebut. Namun tim besutan Rahmad Darmawan itu tengah mengikuti event Islamic Solidarity Games (ISG) di Palembang. “Timnas U-23 telah diundang untuk berpartisipasi dengan harapan dapat terbentuk suatu tim yang matang sebelum ke SEA Games. Namun mereka tidak bisa karena adanya jadwal yang berbenturan dengan ISG,” ujar pria asal Sumut ini yang juga mantan pegawai Bea dan Cukai.
Panitia telah mengundi delapan tim tersebut menjadi dua grup. Di grup A, ada tuan rumah Persib, Sriwijaya FC, Central Cost Mariners dan Timnas U-23 Malaysia. Grup ini akan berlaga di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Bandung. Sedangkan, grup B, ditempati tuan rumah Arema Indonesia, Mitra Kukar, Persepam Madura dan Loyola Meralco Sparks FC. Mereka akan berlaga di Stadion Kanjuruhan Malang. (Jordan)