Satadion Estádio Mineirão, Belo Horizonte, Rabu (9/7) dinihari WIB, jadi saksi pembantaian. Babak pertama Tim Panser sudah unggul jauh lima gol. Kelima gol diransek Der Panzer pada babak pertama. Anak asuh Joachim Loew cuma butuh 29 menit. Toni Kroos borong 2 gol, Thomas Muller, Miroslav Klose dan Sami Khedira masing-masing sumbang 1 gol.
Sejak babak pertama ditiup anak-anak Joachim loew sudah merajalela, menguasai jalannya pertandingan. Sepertinya tanpa Neymar dan Tiago Brazil ibarat baru bisa bermain bola. Lini pertahanan mereka diacak-acak Jerman. Permainan Brazil seperti antiklimaks dari pertandingan sebelumnya.
Usai unggul 5-0, Muller cs belum merasa puas. Jerman menambah dua gol tambahan di babak kedua lewat Andre Schurrle di menit 69 dan 79. Gol hiburan Brasil dicetak oleh Oscar di menit 90.
Memang agak aneh tim sekelas Brazil yang notabene pemegang mahkota terbanyak gelar Piala Dunia, hanya bergantung pada Neymar seorang. Ya tanpa Neymar dan Thiago Silva, Brasil benar-banar babak belur. Mereka seperti kehilangan roh. Dua pemain pengganti yakni Bernanrd dan Dante ikon Brasil tersebut tak bisa diharapkan. Pertahanan Brasil begitu rapuh dan gampang dijebol. Demikian halnya lini depan, tanpa Neymar tampak tumpul, kendati ada David Liuz.
Kemenangan terbesar Jerman ini adalah kemengan sepanjang sejarah semifinal Piala Dunia. Sungguh diluar didugaan, Jerman begitu mudah melaju ke final. Mereka pun membuat publik Brasil menangis. Bukan hanya itu semua penggemar Tim Samba seakan tak percaya tim kesayangannya dibantai dengan mudah.
Skor ini menjadikan rekor terburuk dalam pelaksanaan Piala Dunia 2014. Kendati masih ada satu partai semifinal lainnya Argentina vs Belanda. Dan partai puncak final antara Jerman vs pemenang antara Belanda vs Argentina. Namun rasanya dua pertandingan itu tak mungkin akan tercipta skor di atas kemenangan Jerman atas Brazil 7-1. (Jordan)