Terkait masalah itu PSSI mengambil tindakan melakukan antisipasi denganmelakukan kerja sama dengan lembaga penyaji data asal Swiss, Sportradar. Kerja sama dimaksud berlangsung selama tiga tahun ke depan.
Sportradar, adalah lembaga yang telah 10 tahun bekerja sama dengan UEFA, akan memonitor pertandingan di kancah Indonesia Super League (ISL) dan Divisi Utama. Sportrada bertugas mengumpulkan dan menganalisis data lalu menyimpulkan apakah ada indikasi pengaturan pertandingan atau tidak.
“Segala perlindungan integritas sangat penting untuk perkembangan sepak bola, itulah yang jadi perhatian kami. Kami punya pengalaman bekerjasama dengan UEFA selama 10 tahun, memonitor liga-liga yang ada di bawah naungan UEFA. Kami juga bekerjasama dengan federasi lain seperti Concacaf (Amerika Utara dan Tengah), AFC (Asia), dan sekarang di Indonesia,” kata Managing Director Strategy and Integrity Sportradar, Andreas Krannich, di kantor PSSI, Jakarta Pusat, Selasa (12/8).
Masih menurut dia bahwa pihaknya mempuyai info lebih dari 60.000 pertandingan dari seluruh dunia untuk kalian (Indonesia),” imbuh Andreas. Apa yang dipaparkan Andreas adalah bukti maraknya pengaturan skor yang terjadi.
Dalam kesempatan yang sama Sekretaris Jenderal PSSI Joko Driyono mengatakan, inilah langkah progresif di lingkungan Asia. Indonesia adalah negara kedua di Asia yang memakai jasa Sportradar. “Hari ini adalah upaya babak baru. Match fixing tidak cukup didiskusikan, harus ada kerjasama untuk penindakan dan pencegahan bermacam kasus. Mudah-mudahan sepak bola kita kian dapat terproteksi,” tandas Joko. (Jordan)