Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Kemenpora Siap Cari Bapak Angkat Bagi Aero & Aqsa

Jumat, 12 Desember 2014

Share this history on :
PRESTASI yang dicetak dua kakak beradik, Aero Aswar dan Aqsa Aswar makin mendunia saja. Sebab, pada tahun 2014, merupakan tahun emas mereka. Aqsa dan Aero yang tergabung dalam Tim BNI Jetski Indonesia, tahun depan memancang target setinggi langit.

Sebab sepanjang tahun 2014, Tim BNI Jetski Indonesia dengan konsisten meraih prestasi gemilang, yang dimulai pada February 2014 menjadi runner-up di kejuaraan dunia Endurance Mark Hahn 500 Km di kelas yang berbeda, lalu Agustus silam menjadi juara umum serial balap US National Tour. Beberapa tahun terakhir mereka meraih prestasi prestisius. Misalnya, di National Tour-nya Amerika tersebut tiga gelar disabet yakni juara umum di kelas Pro Runabout Open, Stock, dan Limited.

Yang menarik Aqsa (17) baru-baru ini meraih posisi runner-up kelas Pro Runabout Stock pada World Cup 2014 di Pattaya, Thailand, 5-7 Desember 2014, Aero tak tampil pada event ini karena menjalani operasi pada lutut kanannya yang mengalami cidera. Meski demikian pada Februari 2015 mendatang, mereka akan mengikuti kejuaraan World Endurance Mark Hahn 500 Km.

“Turun di lima kelas, sebenarnya kita punya potensi meraih emas lebih dari dua di Asian Beach Games lalu, sayang, tak terwujud karena berbagai kendala teknis di lapangan yang semuanya bersumber dari persiapan yang tak maksimal,” ungkap Manajer Tim BNI Jetski Indonesia Fully Aswar, yang juga pelatih dan ayah Aero dan Aqsa kepada wartawan di Jakarta, Jumat (12/12/2014).

Fully memahami keterbatasan dana kontingen Indonesia yang ke ABG dengan melibatkan 105 atlet plus 43 officio yang bertanding dalam 17 cabang. Minimnya anggaran membuat timnya harus menggunakan mesin jetski seadanya di beberapa kelas yang kualitasnya sulit ditingkatkan meski sudah diseting sedemikian rupa.

Pria yang mantan pembalap motor ini tak memasalahkan anggaran itu seperti selama ini ia membiayai sendiri pembinaan dan pengembangan kedua atletnya sampai sudah di level dunia ini. Sama sekali tak masalah, kata Fully, semua dijalani apa adanya karena komitmen, fokus dan keinginan untuk kibarkan Merah Putih disetiap kejuaraan level dunia. Itu sudah terwujud, dan dalam fase selanjutnya jetski Indonesia memasuki atmosfer rivalitas yang demikian tinggi di arena profesional.

“Pada fase ini saya inginkan organisasi yang profesional dan terstruktur di sekitar Aero dan Aqsa sebagaimana tim profesional lainnya. Saya tak bisa lagi sendirian. Aero dan Aqsa sudah milik Indonesia dan kemana pun mereka bertanding akan jadi sorotan karena sudah masuk jajaran pejetski top dunia. Mereka kini jadi target untuk dikalahkan,” terang Fully.

Ia menegaskan tahapan yang kini diarungi Aero dan Aqsa bukan lagi pembinaan dan pengembangan, tapi murni mencetak prestasi. Itu sebabnya ia lebih memilih kerjasama sponsor murni dalam pengelolaan sebuah tim dibandingkan berharap kepada dana pemerintah seperti wacana yang acap jadi pembahasan komunitas olahraga nasional.
Menanggapi hal tersebut Deputi IV Kemenpora Bidang Pengembangan Prestasi Olahraga Djoko Pekik, menegaskan bahwa pihak akan berkoordinasi dengan Kementerian BUMN untuk mencari bapak angkat bagi Aero dan Aqsa.

"Berbagai cara akan kami upayakan untuk membantu atlet yang berprestasi dunia. Kamii akan berkoordinasi dengan BUMN-BUMN. Mungkin dananya, lewat CSR. Tidak mungkin Kementerian Pemuda dan Olahraga membelikan jetski. Yang pasti mereka yang sudah mencetak prestasi dunia harus kita apreasi," jelas Djoko Pekik. (Jordan)
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...