“Kami menargetkan satu emas di SEA Games, Singpapura. Sebab atlet yang kami kirimkan hanya delapan. Itu pun hanya tiga nomor, yakni Tim Putra, artistic, dan ritmik,” kata Nina kepada wartawan.
Menurutnya cabor senam sama halnya dengan cabang lainnya seperti olahraga beladiri, yang nilai subjektifitasnya lebih dominan. “Hasil penilain wasit (hakim) lebih berperanan. Sehingga kami berpikir realistis dengan hasil yang didapat nanti. Kelemahan kita saat ini adalah minimnya wasit internasional. Sehingga tak bisa melobi dan berperan dalam menentukan hasil,” katanya.
Nina menambahkan, bahwa Persani sudah mengagendakan dan akan memberikan kesempatan bagi wasit nasioanl untuk mendapat sertifikat internasional. Sehigga nantinya para wasit kita dapat tampil meminpin pertandingan senam baik di single maupun multi even.
Masih menurut Nina, Persani sebenarnya menargetkan meraup medali emas sebanyak-banyak di SEA Games Malaysia 2017 mendatang. Sebab selain bakal didukung oleh wasit kita yang sudah berpengalaman dan berpengaruh. Faktor lainnya adalah masa persiapan Pelatnas yang lebih panjang.
Diakui Nina bahwa mundurnya prestasi senam Indonesia, sebab kompetisi yang kurang. Penyebabnya adalah minimnya fasilitas gedung senam. Dan peralatan seperti matras. “Saat ini kita memiliki Pengrov Persani 23 daerah, namun hanya lima daerah yang memiliki fasilitas gedung senam,” terangnya.
Untuk menambahkan bangunan gedung tersebut, Nina berjanji akan mengajak para pengusaha dan merangkul para investor membangun gedung senam di daerah lain. Di luar Surabaya, Jakarta, Samarinda, dan Jambi. “Sehingga dengan adanya tambahan gedung itu, kompetisi di daerah-daerah akan bertambah,”harap Nina. (Jordan)