Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Beberapa Faktor Kegagalan Indonesia di SG 2015 Singapura

Jumat, 26 Juni 2015

Share this history on :
KURANGNYA kordinasi antar lembaga yang terkait, seperti KONI Pusat, KOI, dan Satllak Prima serta induk organisasi olahraga. Inilah salah satu penyebab gagalnya Indonesia di ajang SEA Games 215 Singapura.

Secara umum prestasi Indonesia di kancah multievent, terutama di di pentas SEA Games, terus merosot drastis. Ketua umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Rita Subowo merasa prihatin karena Indonesia sudah tertinggal dari segi sarana dan prasarana olahraganya.

Di SEA Games 2011 sebagai tuan rumah Indonesia keluar sebagai juara umum. Namun kemudian melorot hanya nangkring di peringkat keempat di SEA Games 2013, tahun ini posisi Indonesia malah turun ke posisi lima di Singapura. Padahal, pada SEA Games 2011 Indonesia tampil sebagai juara umum saat menjadi tuan rumah.

"Sangat prihatin. Saya malu dengan negara saya sendiri. Saya harus optimistis bisa bangkit. Tapi saya prihatin dengan keadaan yang sekarang karena sudah ketinggalan dari semuanya," ujar Rita usai melakukan evaluasi dengan Menpora, KONI, ketua Kontingen, dan sejumlah cabang olahraga di Kantor Kemenpora, Jakarta, Kamis (25/6/2015).

Namun Rita menyatakan pokok persoalan dari mulai sarana dan prasarana yang jauh tertinggal hingga koordinasi yang kurang dengan pengurus cabang olahraga dan Satlak Prima disebut KOI menjadi salah dua kendala mengapa Indonesia kembali gagal.

"Singapura dapat 23 medali emas di kolam renang, tapi Indonesia cuma satu karena tidak punya indoor swimming pool. Indonesia negara panas, jam 11 siang sampai 4 sore sudah panas sekali. Bagaimana mau latihan. Coba tertutup swimming pool-nya. Mungkin (saja bisa)," katanya.

"Kegagalan Indonesia di SEA Games ini tidak lepas dari konflik KOI dan KONI, hingga akhirnya berdampak pada pecahnya PB dan atlet," timpal Ketua Satlak Prima, Suwarno.

"Selama ini koordinasi kita memang kurang. Tapi komunikasi kami adalah dengan PB dan Prima, tidak dengan KONI. Dan harus diingat juga, jangan dibalik. Bisanya Indonesia ikut SEA Games, Asian Games itu karena ada NOC, ada KOI. Dan KOI selalu mengajak dan berkoordinasi. Jadi bukan mau sendiri. Ini tidak bisa," ungkapnya.

“Pendekatan untuk menghilangkan dualisme? Di SKN 'kan sudah jelas tugas fungsinya masing-masing, tinggal dilaksanakan saja. Cuma sekarang kita kesulitan untuk menarik mereka ikut rapat ke sana (IOC) karena masih pakai ring lima. Sebenarnya bisa gabung, tinggal kemauan dari KONInya saja," tambahnya.

Pernyataan itu sekaligus menjawab pertanyaan Ketua Umum KONI Tono Suratman yang tidak mendapatkan akreditasi SEA Games Singapura 2015. "Di surat itu sudah jelas bahwa Presiden dan Sekjen KONI tidak berhak mendapat ID card selama pakai lima ring. Jadi bukannya tidak mau, tapi kami memfasilitasinya dengan menggunakan tiket," sambungnya. (Jordan)
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...