Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Bola Keranjang Bidik Kurikulum di Sekolah

Kamis, 16 Juli 2015

Share this history on :
CABANG olahraga Bola Keranjang atau kerap disebut Korfball di Indonesia memang belum sepopuler cabang olahraga lain. Padahal pada PON pertama tahun 1948 cabang ini sudah dimainkan. Kini setelah lama vakum, Bola Keranjang kembali hadir dan berusaha tetap eksis di tengah menjamurnya sejumlah cabang olahraga baru di Indonesia. Dan sebagai pendatang baru di panggung olahraga nasional Bola Keranjang, tentu ingin lebih dikenal di tengah-tengah masyarakat.

Sejujurnya cabor ini ingin lebih popular dan menjadi salah satu cabang olahraga pilihan dan digandrungi masyarakat. Berkaitan dengan itu, Pengurus Pusat Persatuan Korfball Seluruh Indonesia (PP PKSI) berupaya mensosialisasi olahraga ini lewat sekolah-sekolah dan perguruan tinggi (PT). Hal itu pun menjadi pemikiran Ketua Umum PP PKSI Lisa Rudianita Legawaty bersama pengurus lainnya. Ditemui wartawan usai dilantik dan dikukuhkan oleh Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman di Gedung KONI Pusat lantai 12, beberapa waktu lalu, Lisa mengakui, sekolah dan kampus adalah saranan stretegis untuk mengembangkan cabang Bola Keranjang ini.

Menurut Lisa, memang perlu waktu agar olahraga yang dipimpin lebih dikenal masyarakat. “Itu sebabnya, kami memilih lewat sekolah-sekolah dan perguruan tinggi untuk memasalkan olahraga korfball atau bola keranjang. Kami yakin masyarakat akan menyukai olahraga ini. Apalagi, sekarang ini sudah terdaftar 12 anggota pengrov,” papar Lisa Rudianita Legawaty yang didamping Sekjen PP PKSI Benny Indra Kusuma dan salah pengurus lainnya Helfi Sikumbang. Adapaun ke-12 pengprov tersebut, jelas Lisa, yakni , yakni DKI Jakarta, Jabar, Bali, Jatim, Jateng, DI Yogyakarta, Sumbar, Kaltim, Kalteng, Kaltara, Kalbar, dan Kalsel.

Kami berharap dalam waktu dekat akan bertambah pengprov-pengprov lainnya,” tutur Lisa kepada wartawan. Lisa menambahkan, sebagai awal pihaknya akan menggelar Kejurnas Korfball di Jabar pada November 2015. “Kemudian pada September 2016, PKSI akan menggelar pertandingan eksebisi bersamaan dengan penyelenggaraan PON 2016 Jabar. Sehingga pada PON 2020 Papua Korfball bisa dipertandingkan secara resmi. Mudah-mudahan itu bisa terlaksana,” harap Lisa yang diamini Ketua PKSI Jabar Herry Mulyadi.

Herry menambahkan, selain menggelar eksebisi pihaknya juga akan menggelar pelatihan atau coaching clinic dan workshop bagi para pelatih, wasit dan juri. “Ini penting untuk menambah pengetahuan dan pendidikan mereka lebih mendalam soal olahraga korfball,” ucap Herry. Sekjen PKSI, Benny Indra Kusuma pun mengakui hal yang sama. Ia mengaku optimis, cabang olahraga ini akan semakin populer di masyarakat mengingat selain mudah dimainkan, tak terlampau banyak menggerus uang dari kantong.

”Dibanding cabang olahraga lain, Bola Keranjang adalah permainan murah meriah. Lapangannya tak terlalu besar dan peralatannya pun relatif terjangkau,”papar Benny sembari menambahkan bahwa semangat yang diusung kepengurusan PKSI ini adalah gotong royong dan kebersamaan. Mengenai program ke depan, Benny mengatakan selain sosialisasi ke daerah-daerah juga akan melakukan semacam Workshop dengan menatar para pelatih, wasit dan juga para wartawan.

”Kini kami sedang menjajaki program itu karena bagaimanapun juga pelatih, wasit dan juga wartawan olahraga merupakan unsur yang yang tak bisa dipisahkan dari upaya untuk pengembangan suatu cabang olahraga termasuk Bola Keranjang,”tambahnya. Benny yang didampingi Helfi Sikumbang juga mengatakan, pada PON 2016 di Jabar, Bola Keranjang akan diupayakan bisa dimainkan secara eksebisi. Ia berharap, pada PON berikutnya 2020 di Papua, Bola Keranjang sudah resmi dimainkan untuk perebutan medali. (Jordan)

Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...