Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Fit and Propertest di Lingkungan Kemenpora

Senin, 21 Desember 2015

Share this history on :
KANTOR Kemenpora menggelar Debat Terbuka Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Madya 2015 di tiga tempat sekaligus. Debat Terbuka ini bagian dari proses seleksi fit and proper test para calon deputi dan staf ahli. Seleksi Deputi Bidang Kepemudaan bertempat di Auditorium Wisma Kemenpora, seleksi Deputi Bidang Keolahragaan di Wisma Teater Kemenpora, sementara seleksi Staf Ahli di ruang Media Center.

Ada pun calon deputi bidang kepemudaan adalah Yuni Poerwanti, Yunan, Atik Niene Nierani, Imam Gunawan, Jonni Mardizal, Djunaedi, dan Chandra Wijaya. Calon deputi bidang keolahragaan adalah Basuki Supartono, Sukarno, Amung Ma'mun, Raden Isnanta, Faisal Abdullah, Djoko Pekik Irianto, Joko Sulistyono, dan Gatot Sulistiantoro Dewa Broto. Sementara calon staf ahli adalah Baharuddin Zubakhrum, Adiati Noerdin, Hadiat, Sodikin Chandra, Doddy Iswandi, Dwijayanto Sarosa Putera, dan Ibnu Hasan.

Acara Seleksi dilakukan mulai pukul 09.00 - 12.30 wib dengan dua sesi. Panelis penyeleksi bidang pemuda adalah Jaleswari Pramowardani, Renne Suhardono, dan Philip J Vermonte. Panelis bidang olahraga terdiri dari Yesayas Oktavianus, Baidawi Hasyim, Mulyana, Sony Trilaksono, dan Cheppy Wartono. Sementara panelis seleksi staf ahli adalah Adnan Anwar, Eko Tjiptadi, dan Sirajudin Abbas.

Pelaksanaan model seleksi berupa pemaparan visi, tanya jawab dengan panelis, dan debat antar kandidat. "Banyak yang tidak jelas antara program dengan kegiatan. Ada tantangan pemuda yang belum terselesaikan. Misal bagaimana meningkatkan kapasitas organisasi kepemudaan," tutur Adiati Noerdin dalam pemaparannya. "Saya bermimpi Kemenpora dapat seperti Bappenas, karena itu saya berharap dapat mengundang mereka sebagai leading sector untuk membantu program-program Kemenpora. Seperti halnya di Kemensos ada program karang taruna, itu juga urusan pemuda," kata Baharuddin Zubakhrum.

Sementara menurut Sodikin Chandra dengan pengalamannyasebagai guru olahraga, mungkin tidak seberapa pengaruhnya. Namun kita sering mempunyai teori seabrek yang tidak bisa dijalankan," ujar. Akan halnya Yuni Poerwanti selaku salah satu calon deputi bidang kepemudaan mengatakan deputi bukan semata jabatan yang dilengkapi fasilitas. "Merangkai internal itu justru lebih sulit. Tadinya kamar satu dengan lainnya seperti kamar masing-masing. Jadi kalau tidak bisa merangkai, maka pergi saja," jelasnya.

"Nawacita dan revolusi mental itu masih abstrak karena masih harus diterjemahkan dengan kegiatan yang berorientasi tidak hanya output, namun outcome dan impact. Yang paling utama revolusi mental adalah menciptakan lingkungan. Mengubah mindset adalah soal pemahaman dan setting. Jadi, kalau sudah paham, tanpa disuruh pun akan bergerak sendiri," jelas Imam Gunawan, calon deputi kepemudaan lainnya.

Panelis calon deputi bidang olahraga mengatakan seleksi ini bukan hanya mengenai kemampuan teknis olahraga, namun juga kapasitas manajerial. "Anda adalah calon deputi, maka harus siap menjadi deputi dan paham strategi membangun jejaringnya, baik ke dalam maupun ke luar," kata salah satu kandidat.

Di ruang seleksi deputi bidang keolahragaan, sesi 1 menyeleksi Basuki Supartono, Faisal Abdullah, Amung Ma'mun, dan Raden Isnanta. "Sebagai pemerintah, akses harus disiapkan agar masyarakat senang berolahraga. Prestasi olahraga juga tidak bisa diukur dari satu bidang saja. Anak saya SMP di Jakarta, suka taekwondo namun nilai raportnya jelek, sama gurunya disuruh berhenti taekwondo. Saya pikir itu salah karena hanya mengukur dari satu bidang saja," tutur Basuki Supartono.

Raden Isnanta menyatakan mesti ada pembinaan berjenjang setelah masuk usia 12. "Kompetisi harus tertata dari kelompok umur itu. Jangan terputus. Di usia 12 ke bawah, di Indonesia dipaksakan ke cabang spesialisasi. Faktor lingkungan membuat kelas menengah ke atas tidak tertarik. Misalnya karena asrama kumuh," ujar Raden.

Kesempatan sama Amung Ma'mun menekankan bahwa bakat berkembang seorang anak adalah bonus. "Jangan dipaksakan seorang anak menjadi atlet, namun kalau senang olahraga, maka harus difasilitasi," kata Amung. Jordan

Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...