Kekalahan ini menguburkan harapan untuk membawa pulang gelar juara dari turnamen berhadiah total USD 350,000. Penonton yang memenuhi Singapora Indoor Stadium sempat terkejut dengan penampilan Hendra/Ahsan yang bisa dibilang underperformed. Maklum, Hendra/Ahsan adalah pasangan unggulan kedua, lebih diunggulkan dibanding pasangan Tiongkok.
Hendra/Ahsan terlihat tidak dapat mengontrol lawan yang terus menyerang mereka dengan smash-smash keras. Postur tubuh Li/Liu yang tinggi membuat serangan tajam tersebut semakin sulit untuk dikembalikan Hendra/Ahsan.
Menurut Ahsan hasil ini memang tidak sesuai harapan. Selain itu memang lawan tampil bagus. Waktu kalah di game pertama, kami sudah berusaha untuk mengganti strategi di game kedua, tetapi lawan sedang dalam peak performance mereka, kami tidak bisa mengeluarkan permainan kami, jadi sepertinya mau apa saja salah.
“Sekarang kami mau fokus ke turnamen selanjutnya di Badminton Asia Championships 2016. Kekalahan ini pasti membuat kami kecewa, tetapi kami mau lihat kedepan. Kami memang gagal di dua pertandingan terakhir (Malaysia Open dan Singapore Open), namun yang penting target kami di olimpiade,” terang Ahsan.
Hal senada dinyatakan Hendra, bahwa permainan mereka sangat jelek sekali. “Kami diserang duluan, mereka memang serangannya bagus. Kami pun tidak bisa mengontrol permainan, seperti digrebek duluan,” tutur Hendra. Jordan