Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Trio Srikandi:Lihat Reza Rahardian, Ingat Donal Pandiangan

Senin, 01 Agustus 2016

Share this history on :
SOSOK Alm Donal Pandiangan adalah dibalik sukses Trio Srikandi meraih perak Olimpiade 1988. Trio yang bermaterikan Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani, dan Lilies Handayani. Baru-baru ini bereuni di Jakarta 'gara-gara' Reza Rahardian.

"Wah lek Bang Donald iku koyok Reza Rahardian, aku ngacung disik dewe lak dikongkon push up!" celetuk Lilies, 51, dengan logat Surabaya yang kental dalam obrolan seperti yang dikutip dari detikSport.

Kira-kira begini pernyataan Lilies itu dalam bahasa Indonesia, "Wah kalau Bang Donald itu mirip Reza Rahardian, aku akan tunjuk tangan untuk push up paling pertama."

Mereka kemudian bilang kalau Donald Pandiangan, sang pelatih di pelatnas panahan menjelang Olimpiade 1988 Seoul, tak seganteng dan segagah Reza di film 3 Srikandi. Kegalakan Reza di film itu juga masih kalah dengan Donald yang punya julukan Robin Hood Indonesia kala menjadi pelatih mereka. Gambaran latihan di dalam film itu juga masih jauh lebih ringan ketimbang menu yang harus mereka lahap.

Tapi, untuk urusan membidik sasaran dengan busur panas Donald lah jagoannya. Julukan Robin Hood Indonesia sudah terpatri kepada Donald yang wafat di tahun 2008. Makanya, dia dipercaya sebagai pelatih tim nasional panahan putri ke Olimpiade 1988. Reza memang memerankan sosok Donald sang Robin Hood Indonesia itu dalam film tersebut.

Sesekali Lilies memperagakan gerak-gerik Donald. Kebiasaan Donald berjalan, saat memberi instruksi, sampai bagaimana bentakan-bentakan Donald kepada mereka. Semuanya disertai tawa.

Dia juga mengingat kembali kenangan saat jadi ratu sehari usai pulang dari Olimpiade itu. Tak disangka-sangka bisa meraih medali pertama untuk Indonesia dari Olimpiade, Lilies yang berstatus sebagai mahasiswa Hukum Universitas Airlangga diarak keliling kampus. Di film itu, Lilies diperankan Chelsea Islan.

"Lilies itu ya seperti Chelsea Islan di film itu. Begitulah dia. Apapun jadi banyolan," kata Yana, pemanah yang paling sneior di antara tiga srikandi itu.

Yana amat bersyukur di dalam tim trio srikandi itu ada pemanah yang kolokan, konyol, lugu, dan bandel. Latihan berat di Sukabumi, Jawa Barat, dengan pelatih galak selama tujuh bulan bisa jadi neraka.

"Bagaimana, bagaimana setelah nonton filmnya? Seperti nonton Warkop Dono Kasino Indro versi cewek ya?" Lilies menyela.

Menurut Yana, kalau dipersentasi film 3 Srikandi sudah 70 persen menggambarkan mereka yang sebenarnya. Yana yang diperankan Bunga Citra Lestari adalah pemanah dari DKI Jakarta dan sudah lebih dulu menjadi pemimpin dalam tim. Dua pemanah lain pun patuh kepadanya. Suma yang diperankan Tara Basro adalah pemanah dari Sulawesi Selatan.

Dia sosok yang pendiam tapi galak. Sementara Lilies adalah sosok yang bikin cair tim. Dia lah yang mampu membujuk Suma untuk banyak bicara. Selain itu, katanya, Lilies yang cantik adalah primadona pelatnas pada 1980-an.

Kenangan-kenangan itu kembali menyeruak. Nostalgia itu tak cuma jadi perbincangan di antara mereka, tapi menjadi tontonan dengan diputarnya 3 srikandi di bioskop-bioskop dalam waktu dekat. Film mengenai perjuangan mereka sejak masuk pelatnas hingga meraih medali perak di Olimpiade 1988. Juga mimpi pelatih mereka, Donald Pandiangan.

Nah, untuk urusan itu pula Lilies dan dua rekannya Yana dan Suma tengah berkumpul di Jakarta. Mereka bersama-sama di Hotel Royal Kuningan, Jakarta.

Ya meski sama-sama masih menggeluti panahan, tidak mudah bagi mereka untuk berkumpul. Dalam setiap kejuaraan nasional panahan yang biasanya digelar satu kali setahun, Lilies, Yana, dan Suma memang kerap berada dalam satu lapangan. Tapi, masing-masing sibuk dengan kontingen daerah masing-masing. Atau malah cuma dua orang yang bisa hadir.

Kini, Lilies tinggal di Surabaya untuk mengembangkan sekolah panahan yang didirikannya Lilies Handayani Trio Srikandi Archery School. Dia menjabat sebagai CEO saat ini. Ibu tiga anak itu juga berstatus sebagai karyawan Dinas Pendapatan Daerah Kota Surabaya.

Sementara Yana yang masih tinggal di Jakarta menjadi karyawan Bank DKI sekaligus menjadi pelatih pelatnas panahan. Suma, 52, tercatat sebagai pegawai kantor Pemerintah Gubernur Sulawesi Selatan. Dia juga menangani tim Sulsel ke PON Jawa Barat bulan September nanti. PutrinyaAmanda Fajriana, juga atlet panahan.

"Ini lumayan lama bisa bersama-sama selama tiga hari dan tidak di lapangan. Apa ya? Karena acaranya padat, kami rumpi-rumpi saja. Soal zaman dulu juga soal sekarang," kata Yana, 54.

Selain tiga srikandi yang berkumpul, Dellie Threesyadinda, putri Lilies, juga bergabung. Mengenakan dress selutut dipadu cardigan, Dinda tak canggung berkumpul dengan para seniornya. Mengikuti jejak sang bunda, Dinda juga menggeluti panahan. Prestasinya dibuktikan dengan sederet medali, di antaranya tiga medali emas dan dua perak Asian Grand Prix Laos 2011, satu medali emas 1st Asian Grand Prix 2013, dan satu medali emas (beregu) SEA Games 2013 di Myanmar. Dia juga nongol di film 3 Srikandi sebagai Fitrizal Iriani.

Sudah punya medali Olimpiade, anak yang meneruskan profesi sebagai atlet panahan, dan tetap berada pada trek panahan belum membuat mereka puas. Masih ada keinginan yang diangankan oleh tiga srikandi tersebut. Sebab, menurut mereka apa yang diperoleh saat ini adalah apa yang diimpikan di waktu sebelumnya.

"Saya bahkan sudah bermimpi kalau ada film tentang kami setelah dapat medali Olimpiade itu. Pernah ditawari dua kali tapi ada kendala pada perijinan dengan federasi internasional. Tapi akhirnya jadi kenyataan sekarang. Memang ya semua itu berawal dari mimpi. Bahkan medali Olimpiade pun adalah mimpi Bang Donald," terangnya. Raf
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...