Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Satlak Prima Harus kaji Ulang Hasil Seleknas Tenis Meja

Kamis, 08 Desember 2016

Share this history on :
PENGURUS Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI) prihatin melihat hasil seleksi nasional yang tidak mencerminkan kekuatan terbaik di Tanah Air saat ini. Untuk itu PB PTMSI mengharapkan Satuan Pelaksanan Program Indonesia Emas (Satlak Prima) secara bijaksana mengkaji hasil seleknas itu demi nama baik Indonesia di tingkat internasional dan juga agar tidak mematikan harapan para pemain dalam meraih prestasi terbaik.

“Ya saya prihatin dengan hasil seleknas yang dilaksanakan Satuan Pelaksana (Satlak) Prima di Karanganyar, 3-5 Desember lalu. Pemain yang terpilih, khususnya di bagian putri bukan mencerminkan kekuatan terbaik tenis meja Indonesia saat ini,” ujar Sekretaris Jenderal PB PTMSI, Robert Hermawan menjawab pertanyaan wartawaan saat dijumpai di Gedung KONI Pusat, Senayan, Jakarta, Rabu (7/12).

Menurut Robert, hal tersebut terjadi karena dalam proses pemanggilan pemain untuk mengikuti seleksi tidak murni diserahkan kepada PB PTMSI. Padahal PB PTMSI melalui surat Nomor 51/PB PTMSI/X/2016 tertanggal 23 November 2016, telah mengajukan nama-nama pemain terbaik Indonesia saat ini untuk tampil dalam seleksi itu. Namun hal itu tidak diakomodir dengan karena Satlak Prima menyerahkan pemanggilan pemain kepada Panitia Seleknas yang dipimpin Toni Meringgi.

“Dalam daftar yang kami ajukan, semua pemain terbaik Indonesia yang merupakan juara-juara Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016, Kejurnas 2015, dan turnamen-turnamen lainnya termasuk juga hasil SEA Games 2015 dan SEATA 2014 kami masukan. Tetapi itu tidak diterima sehingga hasil seleknas jauh dari harapan. Juga Seleknas dilakukan tidak memakai sistem round robin namun dengan sistem pool,” ucap Robert.

Nama-nama yang diajukan PB PTMSI untuk putra adalah Ficky Supit, Gilang Maulana, Bima Abdi Negara, Lucky Oktora Pemanda, Syafri Setiawan, Hendra P Wijaya, Muhamad Arda, Dahlan Harun, Fernado Palar, Taufik Zikri, Lucky Purkanie, Yulius Dwi Cahyo dan M Zahru Nailu. Sedangkan untuk putri terdiri dari Christine Ferliani, Gustin Dwi Jayanti, Reza Amanda, Widya Wulansari , Kharisma Nur Hawwa, Amanda Nurhoir R, Rina Sintya, Mira Fitria, Winda Dwi Rahayu, Noor Azizah Dwi Agustin dan Stella Friska Palit.

Mengingat para pemain hasil seleknas akan membela tim nasional untuk kejuaraan SEATA (South East Asia Table Tennis Association) dan juga menjadi cikal bakal ke SEA Games 2017 maka Robert berharap Satlak Prima mengkaji ulang usulan nama-nama pemain hasil seleknas itu. Selain itu Satlak dalam memanggil pemain mempercayakan kepada PB PTMSI yang lebih mengetahui kondisi dan perkembangan prestasi pemain. Selain itu juga Satlak Prima menghargai keberadaan induk organisasi cabang olahraga.

“Kami ingin yang membela tim nasional itu mencerminkan kekuatan pemain terbaik Indonesia saat ini. Ini demi nama baik Marah Putih. Juga untuk mengutamakan kepentingan atlet tenis meja yang sudah berlatih keras selama ini,” tutur Robert yang didampingi Wakil Bendahara PB PTMSI, Ronny Iswandi.

Dalam bagian lain, PB PTMSI juga meminta kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat menegor KONI Sulawesi Selatan yang telah bertindak mengeluarkan dua surat rekomendasi kepada induk organisasi tenis meja di Indonesia. Dengan tindakan itu KONI Sulsel telah melanggar instruksi KONI Pusat yang hanya mengakui keberadaan PB PTMSI. Selain itu, KONI Sulsel juga makin memperuncing perpecahan tenis meja di daerah dan ditakutkan bisa menyebar ke daerah-daerah lain.

“Sebagai anggota KONI Pusat maka KONI Sulsel seharusnya mentaati aturan dari KONI Pusat. Yang diakui KONI Pusat itu PB PTMSI bukan PP PTMSI. Olehnya KONI Pusat perlu menegor dan menindak anggotanya yang tidak taat aturan organisasi,” terang Robert. Jordan

Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...