Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Tiga Poin Penting Dihasilkan di Rakernas PB PTMSI

Minggu, 21 Mei 2017

Share this history on :
ADA tiga agenda penting yang dihasilkan dalam agenda Rakernas Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI)
pimpinan Ketua Umum Ir HM Lukman Edy M2017 di Serpong, Tangerang, Banten, Sabtu (20/5). Rakernas diikuti sebanyak 27 dari 34 Pengprov anggota PB PTMSI.

Salah satu butir yang paling penting adalah PB PTMSI siap menggugat Komite Olimpiade Indonesia (KOI) ke Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI). Pasalnya, selama ini KOI tidak pernah merespon permintaan PB PTMSI untuk mendapat pengakuan Federeasi Tenis Meja Internasional (ITTF).

Hal lainnya adalah keputusan penyegaran pengurus, dengan mengganti beberapa jabatan di tubuh organisasi. Dan terakhir adalah pembahasan agenda kegiatan kompetisi. Demikian ditegaskan Ketua Harian PB PTMSI, Anton Suseno kepada media usai mengikuti Rapat Kerja PB PTMSI 2017.

"Sebagai anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat yang sah, kami sudah mencoba melakukan pendekatan dengan KOI agar didaftarkan ke ITTF, ATTA dan SEATA. Ini demi kelanjutan prestasi para atlet kita. Namun tidak digubris. Inilah yang kami jadikan dasar untuk menggugat KOI," kata Anton yang didampingi Hans Siregar yang baru saja diangkat menjadi Bendahara Umum dan Harlim Sunandar, perwakilan dari Pengprov Lampung.

Anton menyatakan pihaknya sudah cukup bersabar dan mengalah selama ini. Meski kerap dicap sebagai induk cabor yang tidak sah. Bahkan tak hanya itu, atlet-atlet terbaik tenis meja Indonesia yang ada di PB PTMSI tidak diakomodir masuk tim nasional karena lebih memilih atlet dari pihak Pengurus Pusat (PP) PTMSI pimpinan Oegroseno.

Terkait rencana menggugat KOI, jelas Anton, pihaknya telah menyiapkan pengacara. Selain itu agar diakui PB PTMSI juga bakal lebih aktif berkomunikasi dengan ITTF, ATTU dan SEATA. Selama ini PB PTMSI tidak melakukan klarifikasi ke badan-badan tenis meja internasional itu karena menunggu aksi KOI dan juga tidak ingin terjadi dampak buruk yang menimpa atlet Indonesia dalam memburu prestasi di tingkat dunia.

Pada kesempatan yang sama, perwakilan Pengprov PTMSI Lampung, Herlim Sunandar menyatakan sangat mendukung langkah PB PTMSI yang akan menggugat KOI. Dia juga berharap KONI Pusat dapat bersikap lebih tegas dalam menyikapi dualisme kepengurusan dalam tenis meja Indonesia.

"Kami minta ketegasan KONI Pusat. Faktanya kan organisasi PTMSI yang sah adalah yang dipimpin Pak Lukman. Nyatanya kami 27 Pengprov hadir dalam Rakernas ini. Kalau kemudian ada organisasi tandingan, harusnya KONI Pusat mengambil langkah tegas untuk membekukan organisasi tersebut. Karena kalau dibiarkan berlarut-larut yang dirugikan adalah atlet dan pengurus daerah," tandasnya.

Hans Siregar yang baru saja diangkat menjadi Bendahara Umum PB PTMSI menambahkan selain membahas eksistensi organisasi. Rakernas kali ini juga mengevaluasi program kerja yang telah dijalankan pada 2016. Kemudian menyusun program kerja PB PTMSI 2017. Serta melakuakan penyegaran organisasi melalui rotasi jabatan di beberapa posisi.

"Rakernas juga menghasilkan keputusan untuk mengaktifkan kembali kompetisi di berbagai lapis usia," tutur Hans. Dalam upaya menghidupkan kembali gairah kompetisi di cabor tenis meja, PB PTMSI akan menggelar Kejurnas senior, yunior dan kelompok umur pada Juli mendatang. Kemudian menggulirkan sirkuit tenis meja antar kota yang akan berlangsung pada 2017 dan 2018. Penataran pelatih dan wasit. Serta sirkuit pekerja dan invitasi daerah.

"Untuk mengelola kegiatan tersebut akan dibentuk dua badan yaitu badan kompetisi nasional dan badan pelatihan nasional. Tujuan dari penyelenggaraan event-event tersebut adalah supaya pertenismejaan Indonesia lebih berkembang," tukasnya.

Hans lebih memilih fokus untuk menggairahkan kembali pertenismejaan Indonesia dengan menggalakkan kompetisi. Dia meyakini pada akhirnya masyarakat akan tahu organisasi yang mana yang sah dan berkontribusi maksimal dalam memajukan prestasi tenis meja Indonesia.

Saat ini cabor tenis meja Indonesia mengalami dualisme kepengurusan. Ada PP PTMSI yang dipimpin Ketua Umum Oegroseno dan PB PTMSI pimpinan Lukman Edy. Berbagai upaya perdamaian yang dilakukan KONI Pusat dan Kemenpora tak kunjung membuahkan hasil. Kedua kubu terus terlibat dalam aksi saling klaim sebagai induk cabor tenis meja yang sah. Jordan

Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...