Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

34 Negara Tampil di Kejuaraan Tenis Meja Asia

Senin, 02 September 2019

Share this history on :
Dipastikan 34 negara akan mengikuti kejuaraan Tenis Meja Asia. Kejuaraan yang bertajuk SSP 24th ITTF Asian Table Tennis Championships 2019 ini digelar 19-22 September 2019 di GOR Amongrogo, Yogyakarta. 

Seyogianya ada 36 negara Asia yang akan datang ke Yogyakarta, namun dua di antaranya, yakni Yaman dan Oman tidak ambil bagian dalam kejuaraan ini. Mereka hanya mengirim delegasi.

Adapun ke-34 negara yang ikut, yakni Afghanistan, Bahrain, Bangladesh, China, China Taipei, Korea Utara, Korea Selatan, Hong Kong, Indonesia, Iran, Irak, Jepang, Jordania, Kazakhstan, Kuwait, Kirgistan, Lebanon, Makau, Malaysia, Maladewa, Mongolia, Nepal, Pakistan, Palestina, Filipina, Qatar, Arab Saudi, Singapura, Srilanka, Thailand, Turkmenistan, Uni Emirat Arab, dan Uzbekistan.

Peserta akan dibagi dalam dua kategori. Negara peringkat tujuh Asia akan masuk dalam divisi Championship, yakni China, Jepang, China Taipei, Hong Kong, Singapura, Korea Selatan, dan Korea Utara. Sisanya termasuk tuan rumah Indonesia akan masuk divisi satu.

Menurut Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PP PTMSI) Oegroseno kepada media bahwa, pihaknya menggelar ajang ini untuk menunjukkan bahwa Indonesia mampu menjadi tuan rumah yang baik. "Ini perhelatan kedua tingkat Asia yang kita gelar. Sebelumnya kita berhasil menggelar Asian Games 2018," kata dia di Jakarta, Senin (2/9/2019).

Lebih lanjut Ia mengatakan, induk organisasi olahraga harus berani berbuat seperti ini, yakni harus bisa mandiri. Ia berharap berikutnya bisa jadi kejuaraan dunia. 

"Tahun depan di Korea ada sidang ITTF, Indonesia akan coba tawarkan diri jadi tuan rumah kejuaraan dunia. Biaya yang dikeluarkan tidak mahal, perhitungan saya sekitar Rp 20 miliar. Jika semua mau mendukung pasti kita bisa," ujarnya.

PP PTMSI akan memanfaatkan ajang ini untuk memberi kesempatan kepada atlet mudanya. Atlet yang disiapkan di bawah usia 18 tahun. Ia mengatakan, atlet muda harus diberi kesempatan berprestasi. Oegroseno memberikan contoh Jepang yang dengan atlet berusia 15 tahun sudah bisa bicara di dunia tenis meja.  "Saya yakin atlet kita juga memiliki kemampuan apabila sering mendapat pengalaman bertanding," kata dia.

Sementara itu Bagiya Rakhmadi, Ketua Umum Pemprov PTMSI Yogjakarta menyambut gembira hajatan besar ini. Tahun 2013, Yogyakarta terakhir kali menjadi tuan rumah kejuaraan tenis meja Asia Tenggara, SEATTA. 

"Dengan berbekal kejuaraan itu, Yogyakarta siap menjadi tuan rumah kejuaraan tenis meja Asia kali ini. Yogya akan siapkan momentum yang sangat tepat ini. Semoga tamu dari 36 negara akan terkesan dengan Yogya yang mewakili Indonesia," ujar dia. 

Kesempatan sama Ketua Panpel Muchlis Marliono menjelaskan, ajang ini juga merupakan kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo. Selain itu ini menjadi agenda resmi ITTF dan para pemain top dunia juga akan hadir.  "Kita tahu Asia adalah gudang pemain top dunia. Bisa dibilang ini mini kejuaraan dunia," kata dia.

Panpel sudah menyiapkan penjualan tiket secara online dengan harga mulai Rp 25 ribu. Panpel juga menyediakan tiket terusan.

Salah satu pemain Indonesia yang baru berusia 13 tahun, Fikri Faqih Fadilah
mengatakan kalau ajang ini akan dijadikan tempat mencari pengalaman. "Peserta yang tampil bagus-bagus. Ini pengalaman berharga buat saya, namun saya akan berusaha maksimal, berikan yang terbaik untuk Indonesia," katanya. Jordan
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...