Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

KONI Pusat Dukung Percepatan Pembangunan Sepakbola Tanah Air

Jumat, 14 Agustus 2020

Share this history on :
Salah satu cabang olahraga (cabor) yang banyak menyedot perhatian masyarakat adalah sepak bola. Bukan hanya dari segi penonton, namun kegiatan ini mampu menghasilkan sebuah industri sepakbola yang menjanjikan. Disamping prestasi yang dapat membawa nama harum bangsa dan negara.

Terkait hal itu, maka pentingnya bersatu membangun pondasi sepakbola, meski langkah dan cara berbeda tapi tujuan tetap satu, yakni memiliki tim nasional berkualitas, bisa membawa nama Garuda di kancah dunia. Ini bukan mimpi tapi kenyataan.

Demikian disampaikan Wakil Sekjen KONI Pusat Bidang Media dan Promosi, Herman Chaniago kepada wartawan, Jumat ( 14/4/2020) di Jakarta. Menurut Herman, apabila kita berpedoman melalui Intruksi presiden Nomor 3 tahun 2019, maka percepatan pembangunan sepakbola tanah air harus melibatkan semua stakeholder baik instansi Kemenpora, KONI dan PSSI.

“Kegiatan ini menjadi harapan percepatan pembangunan sepakbola tanah air. Tentu dengan berbagai program melalui kompetisi liga, turnamen, kejuaraan dan festival. Kegiatan ini tentunya harus didukung dengan kebersamaan, bukan dengan persaingan, saling tuding bahkan saling menjatuhkan. Pola pikir yang salah akan berdampak pada kemacetan sepakbola tanah air,” tandas pria yang akrab disapa Herman Ago ini. 

Dalam hal pembinaan usia dini dan usia muda, Herman mencermati bagaimana cara mencari penerus pesepakbola andal bangsa ini. Tentunya mengubah pola pembinaan dan memperbanyak kompetisi sepakbola Indonesia agar berprestasi. 

“Caranya dengan perbanyak kompetisi di daerah, mulai kabupaten hingga kota, provinsi hingga wilayah dengan berbagai kategori usia berjenjang. Hal ini yang harusnya menjadi pondasi bukan menjadi suatu olokan yang berdampak hingga muncul masalah baru yang tidak pernah selesai,” tegas mantan wartawan AnTv ini.

Masih menurutnya, ada banyak kompetisi yang sudah bergulir, seperti kejuaraan Liga Pelajar Indonesia (LPI), Piala Menpora, hingga Piala Bergilir KONI Pusat. 

PSSI sendiri, lanjutnya, sudah memutar kompetisi Piala Suratin U-13, U-15, dan U-17. Lalu, Liga 1 memutar Elite Pro Academy U-16, U-18, dan U-20. Belum lagi adanya operator swasta yang menggelar kompetisi dengan melibatkan klub, SSB, akademi, siswa SD, SMP dan SMA dalam urusan olah raga sepak bola. 

“Ini sudah menjadi satu kesatuan. Kini tinggal kita bisa bersatu untuk mendapatkan pencapaian hingga mencetak pemain handal tanah air, mulai dari pelosok terpencil, daerah hingga provinsi,” tambahnya.  

Herman berharap, sepakbola jangan dikaitkan dengan situasi politik dalam gelaran Pilkada. Tapi dunia sepakbola harus dilihat perannya di bidang olahraga. 

Karena itu, kata Herman, program pembinaan tentu membutuhkan banyak biaya. Kemenpora KONI dan PSSI sudah saatnya bersatu memberikan kepercayaan kepada para stakeholder untuk sama-sama saling bekerja, menjaga, dan membangun sepakbola Tanah Air.

Melalui Inpres Nomor 3 tahun 2019, tandas Herman, KONI Pusat akan membentuk sistem pola baru dengan melibatkan seluruh stekholder mulai dari pemerintah daerah hingga pemerintah pusat untuk sama sama ambil bagian dalam membangun sepakbola tanah air.

“Bukan hanya berkompetisi tapi menghasilkan pemain berkualitas yang muncul di setiap daerah, itu target utamanya,” tukasnya.  Pihaknya juga berencana untuk menjalin kerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri dalam membangun persepakbolaan Tanah Air.  

Melalui Surat Edaran KONI Pusat bernomor: 728/UMM/VIII/2020, tanggal 7 Agustus 2020 perihal Inpres Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Sepak Bola Nasional (PPSN), KONI berharap agar segera ditindaklanjuti untuk menggelar LSI kelompok umur 15 tahun (SMP sederajat) dan kelompok umur 18 tahun (SMA) sederajat.  Tentunya kesiapan dan persiapan panjang yang harus benar-benar dikelola oleh perangkat daerah dan SDM yang berkualitas,” tambahnya.

Sementara itu menurut pengamat sepakbola yang namanya enggan ditulis menyatakan bahwa Liga Siswa Indonesia suatu langkah terobosan baru yang banyak melibatkan pihak. Dan mendapat perhatian dari kepala negara. Ini artinya kegiatan tersebut  direstui presiden. 

"Pola pembinaan sepakbola harus dimulai dari garda terbawah (daerah). Selanjutnya mengalir berjenjang ke tingkat yang lebih tinggi sampai tingkat nasional.  Tidak soal siapa yang ikut dan terlibat untuk membina sepakbola. Tapi harus ada aturan main dan tufoksinya masing-masing.  Semakin banyak kompetisi semakin besar peluang menghasilkan bibit-bibit pesepakbola andal masa depan," tandas pria yang juga wartawan senior ini. 

Dengan adanya Kegiatan LSI yang melibatkan beberapa Lembaga Pemerintah dan KONI Pusat serta PSSI sesuai dengan Inpres Nomor 3 tahun 2019. Sudah jelas dalam hal ini pemerintah sangat konsen dan perhatian untuk pembinaan sepakbola. 

"Tentunya kepala negara ingin sepakbola kita sederajat dengan negara negara Asia, seperti Jepang, Korsel, dan Arab Saudi yang notabene pernah tampil di ajang bergengsi Piala Dunia. Kita ini negara besar sudah seharusnya punya prestasi besar di dunia sepakbola," tegasnya. 

Menurutnya selama ini kita hanya memperbesar masalah bukan duduk bareng memecahkan masalah, untuk menghasilkan prestasi besar. Sudah saat kita bersatu dan bangkit untuk membina sepakbola masa depan yang menjanjikan," kata pria yang sudah menggeluti profesinya selama 30 tahun itu. Jordan 


Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...