Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Hanya Dapat Quota 6 Atlet, PSTI Perjuangkan Tambahan Atlet di SEA Games Vietnam

Kamis, 31 Maret 2022

Share this history on :

Keterangan Foto: Ketua PSTI Asnawi Abdul Rahman saat memberikan keterangan pers, terkait perjuangan pihaknya untuk menambahkan quota atletnya di ajang SEA Games Vietnam.


Pengurus Besar Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PB.PSTI) masih akan memperjuangkan tambahan kuota atlet sepak takraw untuk SEA Games 2022 Hanoi, Vietnam.

Hal ini diketahui setelah pengumuman cabor SEA Games Hanoi yang dilakukan oleh Kemenpora, Rabu, (29/3/2022) sepak takraw hanya mendapatkan kuota 6 atlet.

Padahal persyaratan untuk bisa ikut SEA Games Hanoi baik yang dikeluarkan oleh Asia Sepak Takraw Federation (ASTAF) maupun Vietnam SEA Games Organizing Committe (VIESGOC) minimal jumlah atlet 9 atau maksimum 12.

Menurut Ketua Umum PB.PSTI Asnawi Abdul Rahman, bahwa pihaknya masih akan memperjuangkan tambahan kuota atlet ini ke Kemenpora dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

Masih menurut Asnawi bahwa pihaknya sudah menyiapkan 24 atlet (12 putra dan 12 putri) sejak Januari 2022 dengan pelatnas desentralisasi di tiga daerah yakni Gorontalo, Sulsel dan Jateng.

Namun karena belum ada kepastian dari Kemenpora, PSTI terpaksa mengurangi jumlah atlet untuk pelatnas sentralisasi yang dimulai per 1 April 2022 di Jakarta.

“Jujur saya sangat kaget, ibarat  setengah pingsan ketika diumumkan sepak takraw hanya diberi jatah 6 atlet.Ini jelas sangat merugikan pembinaan,”kata pria asal Bugis yang memang dikenal “gila” sepak takraw.

Asnawi mengakui tidak habis pikir kok sepak takraw yang merupakan olahraga leluhur bangsa tidak diberi ruang dan kesempatan untuk menunjukkan prestasinya di tingkat dunia.

Dan prestasi sepak takraw seperti dikatakan Asnawi bukan kaleng- kaleng atau abal-abal. Prestasi kita teruji dan sudah terbukti dengan medali emas Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, SEA Games dan Kejuaraan Asia.

Apa yang dialami sepak takraw ini juga dirasakan oleh cabang-cabang olahraga lainnya.

Kebijakan Kemenpora yang terkesan memprioritaskan cabang olahraga program Desain Besar Olahraga Nasional DBON) membuat adanya diskriminasi.

Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa cabor yang masuk DBON, ketua umumnya adalah pejabat negara seperti Menteri dan Menpora Zainuddin Amali tersandera.

Dalam kesempatan itu Asnawi menegaskan, rekomendasi cabor untuk SEA Games Hanoi ini tidak lepas dari peran tim review dan verifikasi yang sebetulnya tidak tahu secara detail kondisi setiap cabor.

"Yang sangat disayangkan adalah Tim review dan verifikasi ini tidak pernah memanggil cabor untuk duduk bersama membahas sampai sejauh mana kesiapan dan kesungguhan kita untuk menghadapi suatu even,” tegas Asnawi Abdul Rahman. Jordan 

Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...