INDONESIA berpeluang besar menjadi tuan rumah Asian Games (AG) 2019 dan 2023, namun dalam prosesnya nanti, dukungan pemerintah sangat dibutuhkan. Apalagi pada AG tidak dilakukan bidding. Hal ini dilakukan karena adanya perubahan pergelaran olahraga khusus Negara-negara Asia itu berubah dari tahun genap menjadi tahun ganjil. Sementara pada 2023 akan dilakukan bidding.
Demikian penegasan yang disampaikan Ketua Umum KONI/KOI, Rita Subowo di sela-sela Rapat Anggota Komite Olimpiade Indonesia 2011, di Jakarta, Kamis (17/3).
Rita menyatakan hal ini, setelah mendapatkan kabar dari Olympic Council of Asia (OCA), menurut Rita, OCA siap memberikan dukungan terhadap proses tuan rumah AG 2019 atau 2023.
“Kita mendapat kesempatan menjadi tuan rumah Asian Games 2019 maupun 2023. Kalau kita mau bias menjadi tuan rumah pada AG 2019 karena tidak melalui bidding. Asian Games biasanya di tahun genap. Jadi, kalau dilakukan di tahun ganjil, ada hak prerogratif OCA untuk mendukung salah satu negara,” ujar Rita.
Komite Asian Games sedang menimbang untuk memundurkan jadwal pelaksanaan Asian Games 2018 ke tahun 2019. Mereka menghindari bentrokan dengan penyelenggaraan Commonwealth Games.
Meski memiliki kesempatan emas menjadi tuan rumah Asian Games, Rita menegaskan semuanya kembali lagi pada kesiapan pemerintah. Ada beberapa hal yang harus diperhitungkan sebelum melakukan bidding.
“Dana harus dibicarakan. Tentunya kesempatan selalu ada. Persiapan kita juga harus diperhitungkan. Artinya, apakah saat itu tidak ada kegiatan yang lebih signifikan seperti pemilu. Itu yang harus kita perhitungkan,” tegas istri pengusaha Subowo ini. Jok