Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Septiana Ingin Jadi Juara Asia

Minggu, 10 April 2011

Share this history on :

GANTUNGKANLAH cita-citamu setinggi langit, selagi masih punya kemampuan. Sebab, orang hidup mesti punya cita-cita. Soal berhasil atau tidak, itu tidak menjadi masalah. Yang penting asa terus diapungkan, sekalipun cita-citanya hingga ke langit ketujuh.

Cita-cita itu pula yang kini digelantungkan pelari cilik Septiana Dita Sari yang baru saja berhasil menyambar medali emas pada nomor 1.000 meter di Kejurnas Atletik Junior dan Remaja 2011 yang didukung Tolak Angin dan Kuku Bima Energi, di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, yang berakhir Sabtu (9/4).

Pelari asal Cepu, Jawa Tengah, awalnya tampil masih di berada posisi letujuh, namun ketika lomba menyisakan satu putaran lagi, Septiana melejit menyalip lawan-lawannya. Pelajar kelas III SMP Negeri Cepu itu, melejit bak meteor. Dan, akhirnya, Septiana menyapa garis finis di posisi pertama dengan waktu 2:55,97 menit, disusul Dessy Pelamonia (Maluku) 2:59,78 menit dan Ambar Winarsih (Jateng) 3:03,21 menit.

“Ketika star, saya memang tidak terlalu bernafsu langsung masuk di jajaran depan. Saya sengaja, karena itu bagian dari strategi saya. Ketika satu putaran berlangsung saya mulai maju ke depan. Dari awal saya yakin bisa memenangkan lomba karena saya mengejar target memecahkan rekornas 2 menit 45 detik. Tapi sayang saya gagal memecahkan rekornas,” ungkap anak pasangan Sumantono dan Rustini ini.

Meski gagal menyambar bonus Rp 500 juta yang disediakan pihak sponsor, namun anak kedua dari tiga bersaudara ini, bertekad di event-event berikutnya akan tampil lebih baik lagi.

“Saya akan terus berlatih dan latih. Saya ingin juara SEA Games dan juara Asia, seperti senuor saya Ruwiyati, Trianingsih, dan Supriati Sutono. Mereka idola saya,” tutur wanita yang pada Jatim Open 2010 mampu meraih medali emas di nomor 1.000 meter.

Ada yang unik dan selalu menjadi kebiasaan wanita yang memulai berlatih sejak SD kelas 1 ini, yakni aia jarang memakai sepatu alias nyeker. Seperti di event yang didukung sepenuhnya oleh Tolak Angin dan Kuku Bima Energi ini.

“Ya, saya sering tidak pakai sepatu alias nyeker. Karena saya pikir lebih nyaman dan aman. Contohnya, tadi ketika tampil di final. Menurut saya lebih cepat melesatnya,” tukas anak didik pelatih nasional Hery Setiono ini. Jok
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...