

“Kami (Pengprov Pordasi Riau) sangat berharap berkuda jadi pertandingkan di PON, tetapi persoalannya kami tidak punya kapasitas untuk mengkomunikasikannya ke KONI Pusat dan PB Panitia PON. Itu kan otoritasnya PB Pordasi Pusat,” kata Djufri kepada wartawan usai Kejurnas ke-45 Pacuan Kuda Pordasi Seri II, 2011, yang digelar di Gelanggang Pacuan Kuda Pulomas, Jakarta, Minggu (2/10).
Menyoal kesiapan Riau menggelar pacuan kuda PON 2012, dijelaskan Djufri, Pemerintah Provinsi Riau telah menyiapkan lahan seluas 50 hektar (di dalam kota Pekan Baru) untuk venues (tempat pertandingan) berkuda. “Tinggal dibangun saja. Saya perkirakan dalam lima bulan bisa rampung,” tandasnya. Sementara itu terkait pelaksanaan Munaslub (Musyawarah Nasional Luar Bias) PP Pordasi yang berlangsung hari ini di Grand Cempaka Hotel Jakarta. Menurut Djufri, kegiatan ini tidak akan efektif lantaran menjadikan pembahasan AD/ART sebagai agenda utama.
“Munaslub Pordasi kali ini tidak akan efektif kalau hanya dimanfaatkan untuk menyempurnakan AD/ART. Waktunya terlalu singkat. Sebaiknya dibentuk tim untuk perumusan AD/ART, beri waktu tiga bulan. Bahkan saya berpikir ketimbang menggelar Munaslub lebih baik melaksanakan Munas dengan agenda memilih pengurus baru,” ujar Djufri. Sementara itu Ketua Harian Pengprov Pordasi Riau Ir. H Marjoni Hendri menyatakan andai berkuda dipertandingkan di PON 2012 mendatang. Riau bukan hanya siap menggelar event itu namun akan menargetkan juara umum. “Rencananya jika dipertandingkan akan memperebutkan enam medali emas. Kami yakin minimal dapat tiga emas,” ujar Marjoni di sela-sela kegembiraannya membawa dua gelar di Kejurnas Pacuan Kuda ke-45 seri II 2011 di Pulo Mas kepada Olahragaonline.com. Jordan