Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Sosialisasi Sport Science Bidang Sport Medicien Manfaat FIT Dalam Aktifitas Olahraga Bag (I)

Kamis, 26 Juli 2012

Share this history on :

TAK banyak yang mengetahui aktivitas olahraga kususnya bagi atlet dan umumnya bagi masyrakat harus berpatokan dan mengacu kepada Frekwensi, Intensitas, dan Time (FIT). Ketiga mata rantai ini, tak bisa dipisahkan. Sebab selama kita beraktifitas semua organ tubuh pasti berfungsi, bukan hanya organ tubuh bagian dalam. Seperti jantung, paru-paru, dan organ lainnya serta sistem Neuromuskuler.

Seperti kita ketahui, jantung adalah motor dari sistem peredaran darah. Ia berguna untuk mengantarkan oksigen/zat asam dan hasil metabolisme ke seluruh tubuh yang vital. Selain itu, ia berfungsi membawa sisa metabolitan dari jaringan tubuh untuk diekresi keluar. Sedangkan Sistem Neuromaskuler bekerja menggerakkan anggota tubuh untuk melaksanakan aktivitas tersebut.

Dengan demikian, organ-organ tubuh tersebut hanya bisa tumbuh, berkembang, dan menghasilkan tenaga/kekuatan jika mereka mendapatkan aliran darah dengan nutrisi yang cukup. Hal ini tidak ada pengecualiannya berlaku juga untuk jantung itu sendiri. Jika jantung dan organ-organ yang vital tidak cukup mendapatkan aliran darah seperti yang diperlukan, misalnya karena adanya penyempitan pembuluh darah, maka jantung dan organ-organ yang vital tidak bisa memenuhi fungsi/tugasnya sebagaimana mestinya.

Pada saat kita berolahraga, jantung dan sistem peredaran darah harus bekerja lebih banyak. Detak nadi semakin cepat, tekanan darah dan nutrien yang semakin meningkat di jaringan, dengan sisa hasil metabolitan yang banyak seperti asam laktat dan benda-benda keton. Perubahan ini terjadi ada yang bersifat sementara dan ada yang bersifat tetap. Dimulai dengan perubahan fisiologis dan dalam waktu yang relatif lama akan terjadi perubahan morfologis yang lebih konsisten.

Contohnya pada waktu dilakukan tes beban. Misalnya ergocycle, maka dari waktu tensi/tekanan darah nadi dari atlet yang diperiksa akan meningkat sampai terjadi Steady State, dimana nadi dan tensinya tidak meningkat lagi dan bebannya perlu ditingkatkan lagi. Umumnya setelah dua sampai dua setengah menit, sehingga pada waktu inilah dilakukan pengukuran tensi, nadi dan kalau perlu asam laktatnya. Sebelum peningkatan beban yang berikutnya.

Dengan demikian akan didapatkan kurva dari tingginya pembebanan, tensi, nadi, dan asam laktatnya yang bisa digunakan pelatih untuk memprogramkan latihannya. Setelah mengadakan koordinasi dengan tim pengendali pelatnas di dalam rangka SMEP (Sistem Monitoring Evaluasi dan Pelaporan). Bersambung
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...