Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Zainal:Pemahaman Tentang Doping Sangat Penting

Rabu, 05 September 2012

Share this history on :

HINGGA kini pelaku olahraga Indonesia masih menganggap tes doping sangat sepele. Padahal, tes atau pemeriksaan doping sangat penting bagi seorang atlet demi masa depannya kelak. Selain itu, para pelaku olahraga, pembina olahraga, dan atlet sendiri sampai saat ini masih minim pengetahuan soal tes doping, kurang memahami, dan kurang peduli dengan ‘makhluk’ yang satu ini. Jadi wajar, kalau sampai saat ini Indonesia belum berhasil memenuhi kouta 3.000 sample doping per tahun. Akibatnya, setiap sample yang kita periksa harus ke negara tetangga yakni Thailand.

Penjelasan ini disampaikan Ketua Bidang Sport Science dan Iptek KONI Pusat DR.dr.H. Zainal Abidin, Internist, Sp.GK, kepada wartawan di Ruang Kerjanya di Gedung KONI Pusat, di kawasan Senayan, Jakarta. “Ya jujur saja kalau saya amati dan perhatikan ada tiga faktor kenapa sarana tes doping yang kita miliki yakni di Lakesda DKI, yakni kurang memahami, kurang kepedulian, dan ketidaktahuan. Kalau saja fasilitas yang ada dimanfaatkan saya yakin kita bisa memenuhi kouta 3.000 sample,” ujar Zainal Abidin.

Hal lain yang menyebabkan mengapa pemeriksaan dilakukan pengetesannya di lembaga lain, karena pemeriksaan doping yang belum baku dan memenuhi standar. Ini makin diperburuk dengan minim dan pengetahuan pusat dan daerah tentang prosedur pemeriksaan doping. Bangunan yang tersedia di lapangan untuk tes doping belum steril dari khalayak ramai dan belum memenuhi standar bangunan yang seharusnya. “Pemeriksaan doping tidak sembarangan harus steril. Tidak bisa di satu tempat atau di dekata lapangan pertandingan. Ini yang terkadang kurang dipahami. Sebenarnya, kita bisa mencapai target sample yang dibebankan kepada Indonesia, salah satu caranya memperbanyak kegiatan atau turnamen yang sifatnya terbuka. Sebab, dengan demikian makin banyak pesertanya,” jelas pria yang pernah berkarya di Jerman ini.

Sementara itu, Zainal juga menyoroti soal sistem pengetesan terkait dengan Frequency, Intensity, dan Time (FIT) waktu latihan masih belum baku. Menurutnya, standarisasi ini sangat penting. Selama ini, salah satu kendala yang dihadapi di lapangan baik di pusat maupun di daerah adalah soal sumber daya manusia (SDM). “Jadi, saya pikir karena keterbatasan pengetahuan di bidang tersebut, KONI Pusat perlu mengadakan penyuluhan atau penataran untuk menyamakan visi-misi, pengelolaan serta penyelenggarannya. Kendala lain adalah terjadinya pemisahan antara KONI dan KOI. Ini merupakan suatu kendala karena kesinambungannya di dalam pelaksanaan pertandingan dan sebelumnya proses latihan ditangani oleh institusi yang berbeda,” tambah Zainal.

Jadi, ke depan, Zainal berharap Indonesia, tak perlu lagi harus memeriksakan sample doping ke Thailand. “Cukup kita manfaatkan Lakesda. Saya yakin dari 33 propinsi, kabupaten/kota menggelar satu event secara berkesinambungan, maka kouta 3.000 sample tidak sulit. Ini berarti kita menghemat biaya yang kita keluarkan 200 dolar per sample jika memeriksa ke Thailand. Mungkin kalau di Lakesda bisa lebih murah,” harapnya. Zainal berharap ke depan, memang harus semakin banyak kegiatan-kegiatan atau pembelajaran soal tes doping agar pemahamannya secara menyeluruh bisa dimanfaatkan, betapa pentingnya pengetasan doping bagi dunia olahraga di Indonesia. (Jordan)


Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...