Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

MSBI Minta Pemerintah Bubarkan PSSI dan KPSI

Minggu, 30 Desember 2012

Share this history on :
KEKISRUHAN sepakbola Indonesia tak perlu campur tangan Badan Sepakbola Asia ( AFC). Hal itu ditegaskan Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI). "MSBI menolak rencana kedatangan Ketua AFC Zhang Jilong ke Indonesia untuk membantu penyelesaian konflik yang melanda persepakbolaan kita. Karena kami menilai tindakan AFC melobi FIFA pada Sidang Exco FIFA di Jepang, dua pekan lalu, yang membuahkan keputusan ditundanya (delay) hukuman dari FIFA kepada PSSI hanyalah sebuah permainan belaka," tegas Sarman saat tampil menjadi salah satu pembicara pada diskusi bertajuk ‘Mengapa Kompetisi ISL dan IPL Dihentikan’ di kantor SIWO Jaya, Jakarta.

"Penundaan hukuman ini hanya akan semakin menyengsarakan sepak bola Indonesia, karena kelonggaran tengat waktu hingga Maret 2013, yang diberikan oleh FIFA tetap tidak akan menyelesaikan persoalan yang ada. Oleh karena itu, dalam waktu dekat MSBI akan datang ke FIFA untuk meminta otoritas sepak bola dunia ini secepatnya menjatuhkan hukuman kepada PSSI. Selain itu, tegas Sarman, pihaknya juga mendesak pemerintah segera membubarkan PSSI dan KPSI.

Sementara itu Budayawan Eros Djarot yang turut meramaikan ajang diskusi yang digagas oleh Seksi Wartawan Olahraga DKI Jakarta (SIWO Jaya) ini, kisruh berkepanjangan yang membelit sepak bola Indonesia terjadi karena para pengurus PSSI melupakan hal-hal substansial yang menjadi ‘roh’ induk cabang sepakbola ini. "Para pengurus yang kini menjabat di PSSI lupa bahwa organisasi ini dibentuk untuk merepresentasikan kehendak rakyat. Akibatnya mereka hanya bertindak atas maunya sendiri bahkan terkesan otoriter," tutur Eros. Senada dengan Sarman, Eros juga mendukung pembekuan PSSI oleh FIFA.

Tiga pembicara lainnya yakni Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, Ketua Umum klub Bina Taruna FC, GH Sutedjo dan Ketua BOPI, Haryo berpendapat, kompetisi ISL dan IPL sebaiknya dihentikan dahulu. Karena klub-klub peserta di kedua kompetisi ini belum memenuhi persayaratan untuk mengikuti kompetisi profesional. "Profesionalitas yang digembar-gemborkan oleh pengelola dan klub-klub peserta baik di ISL maupun IPL hanyalah omong kosong belaka. Banyak hal-hal mendasar yang menjadi persyaratan sebagai klub profesional yang belum dipenuhi oleh klub peserta. Mulai dari soal kontrak, jaminan pembayaran gaji pemain hingga aspek lainnya," papar Ketua BOPI, Haryo.

"IPW melihat sedikitnya ada empat unsur kejahatan yang terjadi di kompetisi ISL dan IPL, antara lain kejahatan kemanusiaan dimana pemain tidak dibayar gajinya. Pihak klub seringkali menggunakan modus pergantian manajemen sebagai dalih untuk lepas tanggungjawab terhadap persoalan gaji pemain yang belum dibayar. Kemudian kejahatan pajak, baik klub, agen pemain dan pemain yang terlibat perjanjian kontrak tidak melaksanakan kewajibannya untuk membayar pajak kepada negara.

Selanjutnya adalah kejahatan kerusuhan, dimana kompetisi ISL dan IPL telah memakan korban nyawa dan harta benda akibat ulah suporter yang anarkis. Oleh karena itu, ISL dan IPL harus dihentikan, minimal untuk satu tahun lamanya," beber Ketua Presidium IPW, Neta S Pane. "IPW dan BOPI akan segera meminta secara resmi kepada Mabes Polri untuk tidak mengeluarkan izin untuk menggelar pertandingan baik di ISL maupun di IPL," kata Neta. (Jordan)

Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...