Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Icuk:Hentikan Politisasi Olahraga

Jumat, 31 Januari 2014

Share this history on :
GAGALNYA prestasi olahraga Indonesia di ajang SEA Games 2013 Myanmar lalu, mendapat sorotan dari para pengamat dan pakar olahraga. Ada yang beranggapan olahraga Indonesia banyak dicampur-adukkan dengan dunia politik. (dipolitisasi). Lalu muncul juga tanggapan akibat dualisme kepemimpinan induk organisasi dan penanggung jawab olahraga Indonesia, antara KOI dan KONI Pusat. Selain itu pemerintah juga tidak peka dan kurang perhatian tentang olahraga Indonesia.
Yang lebih miris adalah sebahagian pengurus cabang olahraga tak mengerti dunia olahraga. Duduk di kepengurusan hanya sebagai parasit, mencari keuntungan dan popularitas semata. Itulah beberapa tanggapan tentang maju-mundurnya olahraga Indonesia dalam acara Diskusi Olahraga menggupas Evaluasi SEA Games 2013 lalu. Yang dihadiri oleh beberapa Pengurus cabor dan steakholder olahraga seperti Hedardji Soepandji, Djoko Pramono dan Edmond Simorangkir yang bertindak sebagia narasumber. Sedangkan Icuk Sugiharto, Diana Wuisan dan Ngatino sebagai panelis.
Icuk Sugiarto, mengatakan sejak olahraga Indonesia dipimpin oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan maka penurunan prestasi olahraga sangat tajam. Apalagi disebabkan karena adanya politisasi di bidang olahraga., Semua jadi berantakan dan hancur lebur.
“Awalanya dunia olahraga Indonesia menunjukkan presatsi yang sangat menggagumkan. Namun memasuki periode awal 2000. Penurunan prestasi sudah kelihatan jelas. Terutama di ajang SEA Games. Nah untuk membangun kembali kebangkitan olahraga Indonesia, sangat berat ibarat membangun rumah di padang pasir,” jelas Icuk dalam acara diskusi panel yang digelar SIWO dan PWI pusat dengan tajuk Evaluasi Hasil SEA Games 2013 di Senayan, Jakarta, Kamis (30/1).
Mantan Juara Dunia Bultangkis 1983 itu memberikan solusi seperti hentikan politisasi olahraga. “Jika semua orang berpikir jernih mengenai olahraga, saya yakin keterpurukan olahraga Indonesia akan segera berakhir. Pada akhirnya kita mencapai puncak kejayaan kembali,” harap Icuk.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI), Hendardji Soepandji menyoroti minimnya perhatian pemerintah di bidang olahraga. “Sebenarnya kuncinya ada di pemerintah. Jika pemerintah mau peduli, olahraga Indonesia yakin meraih prestasi membanggakan. Namun pemerintah jangan ikut campur dalam masalah olahrag,” tandas Hendardji.
Masih menurut Hendardji untuk membina olahraga itu negara harus terlibat penuh. Tanpa pemerintah yang mendukung penuh pembinaan olahraga, terutama pendanaan, jangan pernah berharap olahraga kita bisa berprestas. Prestasi olahraga adalah gambaran kekuatan suatu negara serta martabat dan kehormatan bangsa. “Membangun olahraga, membangun kekuatan suatu negara, membangun sebuah peradaban. Membangun nilai-nilai olahraga. Spirit diarahkan pada nilai. Selain keterlibatan negara, untuk membangun prestasi olahraga itu dibutuhkan sport science. Terdapat tiga elemen penting dalam Sport Science, yaitu kesiapan mental atlet, kondisi fisik, serta teknik, taktik, dan strategi. Hendardji juga menyoroti kurangnya sinergisitas antara KON, KOI, dan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). KONI Pusat dan KOI seharusnya masing-masing menjalankan fungsinya yang sudah diatur dalam Undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional (UUSKN). (Jordan)

Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : wartaolahraga@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...